Pembatasan operasi angkutan barang jenis Truk di Jalur Lumajang-Tempeh mendapat respon sangat baik dan dukungan yang luar biasa baik di dunia nyata/ umum dan media sosial. Dukungan yang mengalir ini, perlu ada langkah kongkrit semua pemangku kebijakan, Bupati, Ketua DPRD, Kepolisia, TNI, Tokoh Masyarakat, Agama dan Pemuda. Karena pembatasan jam operasi truk lebih banyak manfaat dibanding mudharat.
Citizen Jurnalism
Pilwabup Lumajang, Daya Tahan Dokter Dibawah Terik Matahari
Pemilihan Wakil Bupati Lumajang usai ditinggalkan, As'at Malik duduk di kursi empuk orang nomor satu di Kabupaten yang memiliki sejarah para ksatria arsitek Nusantara seperti Arya Wiraraja. Iklim Demokrasi yang diatur oleh PP No. 49 tahun 2008, adala iklim pemilihan keterwakilan. Jadi memilih pendamping As'at Malik melanyani masyarakat, dilakukan oleh wakil rakyat yang duduk di Kursi DPRD.
Pilwabup Kok Panas, Ada Apa Dibalik Komunikasi Politik, Bupati, 3 Parpol dan Ketua DPRD ?
Ada apa dengan pemilihan wakil bupati Lumajang yang akan dilakukan DPRD, kok tiba-tiba memanas dan konstelasi politik mengalami hambatan komunikasi. Awalnya, pemilihan wakil bupati berjalan sesuai dengan agenda dan peraturan di PP NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH.
Budaya Mudik dan Identitas Lumajang
Lebaran 1436 Hijriyah sebentar lagi, kami redaksi lumajangsatu.com mengucapkan selamat hari raya idul fitri kepada pembaca setia kami baik yang ada di kota pisang tercinta dan diluar kota. Kini, bagi warga Lumajang yang berada di perantauan, lebaran adalah perayaan hari besar umat islam yang paling ditunggu untuk bersama keluarga.
Kuatnya Cawabup Buntaran Ditengah Kegagalan Kaderisasi Parpol
Pengusulan nama calon wakil Bupati Lumajang layak disimak dan diperhatikan oleh masyarakat. Pasalnya, munculnya nama Buntaran sebagai kandidat kuat di Cawabup dipilih DPRD adalah sebuah keberhasilan atau keburukan partai politik.
Ada Apa Dibalik Alat Survei Rencana Tambang Geothermal?
Lumajang kali ini dihebohkan dengan adanya rencana tambang Geothermal di Kaki Gunung Lemongan. Bahkan yang terbaru, ada alat survei panas bumi yang mengegerkan masyarakat di Kecamatan Klakah dan Kedungjajang. Yang paling menarik, Bupati Lumajanng, As'at Malik juga tidak mengetahui adanya survei panas bumi di wilaya kekuasaannya. Ada apa dengan Geothermal dan Ketidak tahuan Bupati Lumajang.
Pemerintah Jangan Anggap Sampah Sebuah Musibah, Tapi....!!!!
Sampah bagian dari manusia dan masyarakat sehari-hari. AKibat sampah, manusia mudah sakit dan lingkungan bikin kotor serta rusuh. Sampah muncul dan ada, karena dari kebutuhan manusia dan masyarakat.
Pimred Lumajangsatu.com Lulus Uji Kompetensi Wartawan Dewan Pers
Lumajang(lumajangsatu.com) - Pimred Lumajangsatu.com, Babun Wahyudi menjadi salah satu peserta yang lulus dalam Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Â PWI Jember dari 40 perserta di Hotel Astonn Jember mulai tanggal 5-6 Juni 2015. UKW adalah bagian dari Persatuan Wartawan Indonesia bekerjasama dengan Dewan Pers untuk menertibkan kerja jurnalis sesuai dengan Undang-Undang Peras No. 40 Tahun 1999.
Antara Intelektual Organik dan Teknokrat
Pendidikan sangat penting dalam membentuk manusia intelektual dibidang ilmu pengetahuan. Tak salah bila Hos Cokroaminoto melalui Sarekat Islam mencanangkan ada pendidikan 12 tahun sebelum kemerdekaan Indoensia dari Bangsa Kolonial dalam bentuk Koorporasi Ekonomi VOC-nya. Belajar dari Cokro, pendidikan sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia saat itu. Karena bangsa ini hanya dijadikan kaum buruh yang bergelut dengan pekerjaan yang keras. Sedangkan, VOC bersama para ningkrat/ kelompok priyayi kerajaaan jawa mengekploitasi tenaga bangsa ini tanpa menggunakan intelektualnya (Otak). Istilah intelektual di Indonesia sudah dikenal sebelum Kemerdekaan saat di Proklamasikan oleh Bung Karno yang tak lain murid dari Cokro. Dulu intelektau putra bangsa ini, dimasa sebelum kemerdekaan ada yang memilih bekerja pada VOC (Kolonial) dibadingkan memperjuangkan kebebasan bangsaanya. Michael Faulcount membagi dua Intelektual yakni Organik dan Teknokrat. Pasalnya, perjuangan duo intelektual ini berbeda dalam pemahaman keilmuan dan aplikasi di lapangan. Intelektual organik memilih kemampuannya untuk kepentingan bangsan dan rakyatnya. Tak jarang intelektual jenis ini, kerap turun dijalanan dan mengkritik pemerintah serta keilmuan yang didapat dalam bangku sekolah. Tak jarang mereka jadi korban dari perjuangan dan terbunuh dalam memperjuangan rakyat yang tertindas dari pemerintah. Sedangkan intelektual Teknokrat adalah mereka yang menggunakan kemampuanya membantu pemerintah dan koorporasi liberal serta kapitalis. Mereka juga lahir dari institusi pendidikan yang mulai, tapi mereka menggunakan keilmuannya untuk perutnya. Intelektual organik dan teknokrat bisa hadir sebuah organisasi pergerakan dengan tujuan memuliakan keilmuan. Pertarungan dua intelektual ini kerap keras dan bersinggung mulai jaman sebelum kemerdekaan dan kekinian. Di Lumajang kaum terpelajar yang intelektual terus hadir dalam roda kemajuan zaman. Bahkan, pertarungan kaum intelektual ini masih jauh dalam memberikan pengaruh dimasyarakat untuk bersama-sama menjadikan Lumajang sejahtera dan bermartabat. Namun, harapan mulai tumbuh seiring, munculnya komunitas anak muda yang ada dimedia sosial ke dunia nyata. Gerakan anak muda ini sangat memberikan efek luar biasa dalam kemajuan Lumajang. Bahkan, sebuah gerakan progresif memajukan Lumajang terus mengalir dari dalam lubuk hati mereka. Gerakan anak muda Lumajang yang lahir dari institusi pendidikan sebagai intelektual muda, hadir ditengah masyarakat dalam mengawal pembangunan kontrol sosial di media sosial. Perjuangan anak muda di Lumajang tercatat dalam mengukuhkan identitasnya dari sejarah, wisata, teknologi dan kemanusiaan. Perjuangan para komunitas yang lahir dari kultural lebih menggema dibanding struktural yang ada di tangan pemerintah. Kini, anak muda Lumajang yang dikenal sebuatan Wirabhumi (Daerah Kesatria) terus melakukan inovasi dengan kemajuan teknologi informasi. Pemkab Lumajang kini memiliki pesaing yang tidak terlihat dan terasa, mereka muda, beda dan berbahaya. Semakin diawasi, mereka semakin menunjukan eksistensinya dalam memberikan pencerahan pada masyarakat. Selamat datang para komunitas di Negeri Tertinggi di Pulau Jawa, Ini Tanah Kalian, Ini Bumi Kalian dan Ini Panggilan Perjuangan Kalian. Jayalah Lumajangku ditangan Kalian.(red)