Lumajang(lumajangsatu.com)-Temuan candi dan artefak kuno oleh, Supriyadi (28) pembuat batu bata warga Desa Kedungmoro Kecamatan Kunir. Aktivis Cagar Budaya, Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit Timur (MPPMT) penemuan tersebut dalam kajian sejarahnya bisa dikaitkan dengan toponim nama Desa dan Kecamatan. MPPM dapat menemukan beberapa penggalan-penggalan kosong yang sementara ini hilang dalam merangkai sejarah peradaban kerajaan Lamajang Tigang Juru yang dipimpin oleh Arya Wiraraja. Kerajaan besar sebagai penyeimbang kerajaan Majapahit yang eri bu kota di Arnon (Situs Biting sekarang) memang banyak meninggalkan bangunan-banguna yang bahannya terbuat dari batu bata merah. Demikian juga kepemimpinan Arya Wiraraja yang bernama muda Banyak wide tyang mempunyai arti “Brahmana yang cerdik” telah banyak meninggalkan bangunan pemujaan seperti yang ada di Candi Agung Kecamatan Randu Agung, maupun di Petilasan Menak Koncar, Situs Biting Kecamatan Sukodono. Untuk penemuan di struktur candi di Desa Kedung Moro ini, sejarahnya dapat kita telusuri dari sejarah desa setempat. Desa Kedung Moro sendiri pada mulanya merupakan suatu desa bernama Dor Gowok, yang kemudian dibagi menjadi 2 yang salah satunya adalah desa Kedung Moro. Desa Dor Gowok sendiri merupakan sebuah desa kuno yang dapat diketahui dari asal katanya. Dimana berasal dari kata Durgo atau Betari Durgo yang merupakan istri dari Dewa Syiwa yang arca perwujudannya dipahatkan dalam relief batu bata diatas. Tak jauh dari tempat ditemukannya struktur candi ini pada tahun 1980-an telah ditemukan sebuah Arca Lembu Andini yang merupakan kendaraan Dewa Syiwa dan merupakan suami dari Betari Durga. "Dari beberapa temuan yang ada ini dapat ditarik kesimpulan bahwa agama Hindu yang berkembang di Lamajang Tigang Juru adalah beraliran Syiwa. Hal ini diperkuat juga dengan kepercayaan suci terhadap gunung Semeru sebagai tempat Dewa Syiwa bertahta." Kata Mansur Hidayat, Ketua LSM MPPMT dan juga sejarawan Lumajang itu. Dalam Babad Negara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1359 Masehi, wilayah Kunir yang sekarang menjadi Kecamatan tempat struktur bangunan yang diperkirakan candi ini ditemukan telah disebut sebagai tempat yang di singgahi oleh raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada dalam perjalanannya berkeliling daerah Lamajang. " Dalam Babad tersebut, daerah Kunir disebut sebagai tempat untuk mencapai daerah Sadeng yang merupakan pelabuhan besar kerajaan Lamajang Tigang Juru." ujar pria yang juga Penulis Buku Arya Wiraraja dan lamajang Tigang Juru. Dari bukti-bukti yang ada, beserta tinggalan-tinggalan yang ditemukan ini paling tidak semakin terkuak, bukti-bukti kekayaan peninggalan sejarah di kerajaan Lamajang Tigang Juru. Nah, sekarang terserah kepada Pemerintah dan jajaran yang berwenang, apakah peninggalan-peninggalan yang sangat berharga tersebut akan dijadikan sebagai inspirasi yang berharga atau menguap dan hilang begitu saja seperti ketika sebuah struktur candi di hancurkan dijadikan SD Inpres Kunir 01 pada tahun `1990-an maupun hilangnya benda-benda purbakala di kantor Pendidikan & Kebudayaan Kabupaten Lumajang pada tahun 1990-an. Masyarakat peduli Peninggalan Majapahit Timur, akan selalu melakukan inventarisasi tentang jumlah maupun kualitas benda-benda tersebut. Disamping itu juga akan dilakukan advokasi terhadap masyarakat sekitar sehingga mereka akan lebih paham untuk menghargai peninggalan-peninggaln bersejarah ttersebut. Dalam hal ini yang utama, bahwa para penemu benda-benda bersejarah tersebut harus diberi kompensasi yang setimpal sehingga masyarakat akan merasa lebih dihargai dan tentunya perawatan dan pelestarian benda tersebut ketika ada di tempat penyimpanan.(yan/red)
lumajang hari ini
Inilah Sejumlah Temuan Di Candi Kunir, Ada Dewi Durga dan Relief Kuda Kencak
Lumajang(lumajangsatu.com)-Pembuat batu bata, Supriyadi (28) warga Desa Kedungmoro Kecamatan Kunir, saat mengali menemukan struktur bangunan candi. Dia juga menemukan berbagai artefak kuno yang memiliki nilai sejarah tinggi. Temuan benda-benda purbakala di desa Kedung Moro ini tergolong unik karena didapati adanya struktur batu bata merah yang ornamennya berupa: Pertama, relief perwujudan arca Betari Durga setinggi 46 cm dan lebar 21 cm yang di ukir di atas batu bata merah. Betari Durga sendiri dalam kepercayaan Hindu diyakini sebagai istri dari Betara Syiwa. Hal ini dapat diperkirakan bahwa struktur bangunan ini di perkirakan adalah tempat pemujaan yang berhubungan dengan aliran Syiwa. Hal ini diperkuat juga dengan letak daerah dimana candi ini ditemukan, dimana ada aliran sungai sejauh 100 meter dari lokasi temuan yang dapat diperkirakan sebagai penunjang untuk candi pemujaan. Kedua, ada relief arca kuda setinggi 18 cm dan lebar 25 cm yang lengkap dengan pelananya. Hal ini diperkirakan merupakan hiasan pelengkap dalam relief candi tersebut. Ketiga, ada relief genta setinggi 19 cm dan lebar 19 cm Genta sendiri merupakan alat kelengkapan upacara dalam ritual agama Hindu. Keempat, batu bata sebagai fondasi candi dengan panjang 35 cm dan tebal 25 cm. Sekretaris MPPM Timur, Lutfi Amerta mengatakan, temuan ini sangat bagus bagi Lumajang sebaga kawasan cagar budaya. Dengan adanya temuan ini, semakin memperkuat Lumajang adalah sebuah daerah kuno yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Setiap jengkal tanah di Lumajang banyak sekali peninggalan sejarah, terangnya.(yan/red)
Pembuat Batu Bata Kedungmoro Temukan Bangunan Candi
Lumajang(lumajangsatu.com)-Seorang pembuat batu, bata, SUpriyadi (28) warga Desa Kedungmoro Kecamatan Kunir menemukan sebuah candi disebuah lahan pertanian yang dijadikan tempat memproduksi batu bata. Penemuan bangunan cadi yang merupkan benda cagar budaya menjadi heboh dan tontonan pengunjung, Minggu(13/10). Penemuan candi ditemukan oleh Supriyadi, Sabtu(12/10) kemarin, akhirnya Berita dari mulut ke mulut itu kemudian di dengar sampai ke Polsek Kunir sehingga kemudian benda-benda purbakala tersebut di amankan ke Kantor Polsek Kunir. Supriyadi mengaku dirinya mengali tanah, karena kekurangan bahan untuk membuat batu merah. Ketika mengali itulah, banyak ditemukan batu bata memiliki ornamen berbagai bentuk. "Saya lapor polisi mas, khawatir itu benda sejarah," terangnya. Lokasi penemuan candi terus didatangi masyarakat untuk membenarkan kabar soal adanya benda cagar budaya. Sedangkan aparat desa dan kepolisian melakukan pengamanan dengan police line, khawatir ada pencurian sehingga merugikan Lumajang sebagai kawasan sejarah.(yan/red)
Perampok Sadis Kuras Harta dan Bunuh Kakek Umur 78 Tahun di Klakah
Lumajang(lumajangsatu.com)- Aksi kawanan perapok sadis kembali beraksi di wilayah Klakah, korbannya bernama Khomsari, Warga Desa Duren, Klakah. Tak hanya menguras harta benda korban, pelaku tega menghabisi korban yang sudah berumur 78 tahun dengan cara disekap dikamarnya. Warga dan tetangga korban langsung berhaburan datang dan memadati rumah korban, setelah mendengar aksi perampokan tersebut. Menurut warga, korban ditemukan sekitar jam 5 pagi, minggu (13/10/2013). Diketahui, korban tinggal sendirian dirumhnya yang besar itu. Pertama kali korban ditemukan oleh anaknya yang hendak menjenguk korban. Alangkah kagetnya, saat masuk rumah telah menemukan sang ayah, sudah meninggal dengan kondisi tertelungkup, kaki, tangan dan leher dalam kondisi terikat. "Kami dilapori warga bahwa ada perampokan, mendegar kabar itu kami langsung menghubungi polisi," Ujar Hanafi, Sekretaris Desa Duren, kepada sejumlah wartawan. Mendengar laporan adanya perampokan, polisi langsung menuju rumah korban, dan melakukan oleh tempat kejadian perkara. Dugaan sementara, kawanan perampok masuk kerumah melalui pintu samping timur. Perampok langsung menyekap korban didalam kamarnya. "Dugaan sementara kami, pelaku masuk kerumah melalui pintu samping timur," Ujar AKBP Singgamata SIK, yang memimpin lansgung oleh TKP. Namun, polisi masih belum bisa menyimpulkan kejadian tersebut sebagai aksi perampokan murni, atau ada motif lain yang dikemas seakan-akan ada perampokan. Polisi masih melakukan penyelidikan guna mengetahui motif tebunuhnya kakek Khomsari. "Kita masih lakukan penyelidikan apakah ini murni perampokan atau tidak," Terangnya. Dari rumah korban, didapati pelaku membawa sejumlah uang dan barang-barang elektronik. Guna kepentingan penyelidikan, mayat korban langsung dibawa kerumah sakit Dr Hariyoto untuk dilakukan outopsi.(Yd/red)
Nasib Hidup di Negeri Para Begundal
"Kita ini hidup di negeri begundal Pejabatnya sibuk mengurusi politik sundal Rebutan jabatan dan berlomba hidup royal Dengan cara main suap atau saling jegal Kita ini hidup di negeri sundal Pemilu berantakan dikatakan normal Rakyat dibohongi lembaga survei yang tak bermoral Karena dibayar oleh politikus bermoral kadal Kita ini hidup di negeri abnormal Orang salah dapat jabatan orang benar terpental Mau jadi polisi,mau jadi PNS,mau jadi TNI, rumah dan tanah terjual Karena oknum pejabatnya sudah rusak mental Kita ini hidup di negeri terpental Rakyat dibohongi angka-angka statistik yang tak masuk akal Padahal utang bangsa kita sudah sangat fatal Pemilu banyak menghasilkan pemimpin dan wakil rakyat yang begundal" Puisi berjudul Negeri Para Begundal itu ditulis oleh Hariyanto Imadha, alumni fakultas sastra/budaya dari Universitas Indonesia. Lirik puisi di atas secara kasat mata menggambarkan kondisi realitas yang sedang terjadi di negeri ini. Saat ini banyak kita temui puisi sejenis yang ditulis anak negeri yang ‘memprotes’ ulah para begundal-begundal tersebut. Anak negeri yang melakukan protes dengan cara ‘santun’ tersebut bisa dikatakan masih peduli akan nasib bangsa ini. Begundal bisa diartikan sebagai kaki tangan penjahat. Ya, di republik yang kita cintai ini banyak kaki-kaki tangan penjahat yang ingin mengeruk kekayaan bangsa ini demi kepentingan pribadi/kelompok mereka saja. Kalangan aktivis banyak menilai, negeri ini mayoritas dipimpin oleh para begundal politik. Pertanyaannya kemudian, apa yang terjadi jika mayoritas pemimpin di negeri ini bergaya begundal? Negeri ini terancam masuk ke dalam kubangan kehancuran. Namun, Yudi Latif, chairman dari Aktual Network, kerap memberikan optimistis bahwa Indonesia bukanlah negeri para begundal. Indonesia adalah negeri para pejuang. Menurut dia, mengutip pernyataan Bung Hatta, “Bagi kami, Indonesia menyatakan suatu tujuan politik karena dia melambangkan dan mencita-citakan suatu Tanah Air pada masa depan untuk mewujudkannya, setiap orang Indonesia akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.” Faktanya, menyitir dari istilah bahasa latin A bene placito, yang artinya sesukanya atau sekehendak hatinya, mayoritas pemimpin negeri ini memimpin dengan sekehendak hatinya saja, tanpa menghiraukan nasib anak negeri lainnya yang kerap selalu ditimpa kesusahan. Jika benar negeri ini sekarang dipimpin segerombolan para begundal, mungkin para begundal itu telah melupakan akar sejarah bangsa ini, yakni Pancasila. Jika para pemimpin itu menghayati dan memahami benar makna dari Pancasila, niscaya mereka tidak akan menjadi begundal. Para pendiri republik ini telah memberikan ‘kitab suci’ pegangan bagi rakyat Indonesia bernama Pancasila. Namun, ‘kitab suci’ itu kini diingkari oleh pemimpin negeri ini. Bagaimana tidak ingin dibilang diingkari, para pemimpin negeri ini mayoritas lupa akan sila yang ada di Pancasila yakni; ketuhanan yang maha esa, kemanusian yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ambil contoh, jika pemimpin di negeri ini meyakini sila ketuhanan yang maha esa, niscaya para pemimpin negeri ini akan selalu mengingat Tuhan dalam setiap gerak dan langkah mereka. Bahkan, setiap helai napas mereka pun akan selalu mengingat Tuhan. Ingat Tuhan adalah faktor utama dalam kehidupan manusia. Sebab, tanpa mengenal Tuhan, manusia akan menghalalkan segara cara untuk mencapai segala hawa nafsu mereka. Manusia tanpa mengenal Tuhan laksana iblis yang diusir Tuhan dari surga. Kemudian, kita juga bisa melihat bahwa rata-rata pemimpin kita, jika boleh jujur, rata-rata tidak bersikap adil dan bertingkah tidak beradab. Hal ini menyebabkan persatuan di negeri ini kerap terkoyak dan tidak terjadi keadilan bagi seluruh anak negeri. Sistem di negeri ini tidak lagi dipimpin atas dasar musyawarah mufakat. Namun dipimpin atas azas ketamakan dan keserakahan. Padahal, mengambil omongan Bung Karno, “….di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.” Jangan mengaku mencintai Indonesia jika kita atau pemimpin negeri ini lupa akan adanya Pancasila. Lalu, jangan mengaku mencintai Pancasila jika kita atau pemimpin negeri lupa akan agama (Tuhan). Padahal, berke-Tuhan-an adalah hakikat dasar dari hidupnya sebuah manusia. Tanpa berke-Tuhan-an, manusia adalah sahabat dari iblis, muara dari timbulnya para begundal. (Heriyono/red) sumber : aktual.com
Tiga Pengguna dan Pengedar Sabu-sabu, Diringkus Tim Reskoba Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Arif Fajar Sucahyo, warga Desa Dawuhan Lor Kecamatan Sukdono, Sugeng (41) warga Desa/Kecamatan Padang dan Suin, warga Desa Kedawung Kecamataan Padang ditangkap Satreskoba Polres Lumajang. Pasalnya, ketiga orang tersbut diduga sebagai kawanan pengedar dan pengguna sabu-sabu kelas A.
Astafirullah, Kadis DLH Ditetapkan Tersangka Kasus Korupsi Taman Kota
Lumajang(lumajangsatu.com) - Proyek air mancur dipertigaan Wonorejo tidak berfungsi dan banyak disorot dan disesalkan oleh warga diduga berbau korupsi. Ternyata bukan isapan jempol, Kejaksaan Negeri Lumajang menetapkan Kepala Dinas Lingkungna Hidup Sulsum Wahyudi bersama stafnya, Chomsari sebagai tersangka, Pasalnya, proyek yang menghabiskan ratusan juta uang rakyat tidak berfungsi dengan baik dan sebagaian ditilap ke kantong pribadinya. Ini setelah kejaksaan melakukan penyelidikan dan penyidikan secara maraton. Kasipidsu Kejari Lumajang, Kasi Pidsus Kejari Lumajang, Adnan mengatakan, pihaknya menetapkan tersangka setelah melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap proyek taman yang tak sesuai dengan Perencanaan dan Pelaksaan yang tertuang di RKA DLH APBD 2012. Pihaknya masih terus mendalami dan memeriksa tersangka secara maraton. "Jadi banyak kejanggalan terhadap proyek taman kota dan media jalan serta tugu adipura," jelas pria pendukung Arema itu. Bahkan hasil penyelidikan dan penyidikan, taman yang dibangun di jalan Propinsi sempat dihentikan oleh Balai Besar Jalan V Pemprov Jatim. "Proyek itu tidak ada ijin dari Pemprov," terang lekaki dengan brewok manisnya.' Dugaan kejari Lumajang, aksi korupsi yang dilakukan oleh Kadis DLH dibantu oleh Chomsari selaku PPTK. Bahkan, saat dilakukan peyidikan sebelum dijadikan tersangka, keduanya berbelit-belit dan ketika ada bukti keduanya hanya bisa pasrah. "Kadis DLH didampingi pengacara dari Jember," terangnya.(yan/red)
PSIL Seleksi Pemain U-17 Untuk Liga Remaja
Lumajang(lumajangsatu.com)-PSIL Lumajang melakukan seleksi pemain U-17 untuk persiapan mengikuti kompetisi liga remaja U-17 di Stadion Semeru, Kamis(10/10). Seleksi diikuti puluhan pemain dari klub internal PSSI yang aktif dalam pembinaan pemain muda. Ketua PSSI Lumajang,Ngateman mengatakan, seleksi ini persiapan akan digelarnya kompetisi liga remaja dan berharap pemain muda Lumajang bisa berpretasi. Sehingga, roda pembinaan usia dini terus berjalan dan para pemain memiliki pengalaman berlaga di kompetisi resmi dinaungan PSSI. "Saya sangat berharap pemain muda Lumajang yang masuk di Tim PSIL LIga Remaja mampu menujukan kemapuanya," ujarnya. Dalam seleksi ini, ditunjuk 5 pelatih lokal memantau seleksi yakni, Suharto dari Rajawali Jatiroto, Hadi Prayitno Putra Garuda, Catur Turangga FC, Hendrik Taruna Klakah, Wahid SSB Senduro dan Amang Pelatih Kiper. Seleksi pemain akan dilakukan Sabtu dan Minggu Depan.(mik/red)
Tipu Bisa Bantu Masuk Jadi PNS, Oknum PNS Pengadilan Lumajang Diringkus Polisi
Lumajang(lumajangsatu.com)- Iming-iming menjadi PNS atau dibantu menjadi PNS nampaknya masih banyak diminati oleh sejumlah orang. Tak sedikit orang yang kadang harus tertipu oleh sejumlah orang yang mengaku bisa membantu menjadikan sebagai PNS. Hal itu yang menimpa Wiwik Indriyani (49) Warga Desa Mojosari, Kecmtan Sumbesuko Kabupaten Lumajang, yang harus tertipu dengan ulah oknum PNS Pengadilan. Kronologisnya berawal pada hari Jum'at 4 Juni 2012, Pelaku Jupriyanto (44) Oknum PNS Pengadilan yang beralamat Desa Karangsari, Kecamatan Sukodono, menjanjikan kepada korban untuk membantu memasukkan anak korban menjadi PNS. Korban pun diminta membayarkan sejumlah uang kepada pelaku. Namun, hingga kini apa yang dijajikan oleh palaku bisa membantu anak korban menjadi PNS tidak terbukti. Karena merasa tertipu oleh oknum PNS tersebut, korban akhirnya melaporkan penipuan tersebut ke Polsek Sumbersuko. Polisi langsung menangkap pelaku pada hari Selasa (08/10). sekitar jam 19.00 wib. Kasus penipuan dengan modus menjajikan korban bisa membatu untuk menjadikan PNS, saat ini langsung ditangani jajaran Polres Lumajang. Guna kepentingan pemeriksaan, pelaku langsung diamankan oleh Polisi. "Saat ini sudah dalam penanganan Polres Lumajang," Ujar AKP Sugianto, Humas Polres Lumajang, Kamis (10/10/2013).(Yd/red)
Tunggu Jadwal Dari Pemkab Lumajang, Desa se-Yosowilangun Siap Gelar Pilkades
Lumajang(lumajangsatu.com)- Pasca pernyataan Bupati Lumajang yang mempersilahkan desa-desa yang siap untuk menggelar Pilkades, nampkanya langsung ditidaklanjuti dengan pembentukan Panitia Pilkades oleh BPD. Hal itu yang nampak terjadi di Desa Karang Anyar, Kecamatan Yosowilangun. "Tanggal 4 Oktober kemaren kita telah membentuk panitia Pilkades dan langsung diserahkan kepada Camat Yosowilangun, Ujar Achmad Fadil, Sekretaris BPD Desa karang Anyar, Kecamatan Yosowilangun disela-sela Bimtek BPD di Pemkab Lumajang, Kamis (10/10/2013). Menurutnya, setelah dibentuk tanggal 4, keesokan harinya BPD langsung menyetorkan kepada Camat kemudian diteruskan kepada Bupati Lumajang. Setelah bertemu dengan Camat, tindak lanjutnya dengan pembentukan. Sedangkan untuk tahapan yang lainya, seperti penentuan jadwal pemilihan belum bisa dilakukan dan menunggu informasi lebih lanjut dari bagian Pemerintah Desa Pemkab. "Yang selesai dilakukan adalah Pantarlih untuk yang lainnya menunggu pertemuan lebih lanjut," Jelasnya. Ia menambahkan, jadwal akan diatur oleh Pemdes, karena banyak terjadi perubahan dari yang awal hanya dua desa, saat ini seluruh Desa di Yosowilangun juga telah siap untuk menggelar Pilkades serta seluruh Panitia sudah terbentuk. Sebelumnya, tanggal 2 Oktober seluruh BPD melakukan rapat dengan camat dan menyatakan siap untuk menggelar Pilkades. "Seluruhnya siap, ada satu BPD yang menyatakan tidak siap, namun setelah didesak oleh warga dengan menduduki rumah ketua BPD akhinrya bisa terbentuk penitia Pilkades," Terangnya.(Yd/red)