Lumajang (Lumajangsatu.com)- Bukan perkara mudah menemukan seporsi bebek yang diracik maksimal namun harganya masih ramah di dompet. Salah satunya adalah Bebek Jewer yang menyajikan menu bebek dan menu lainnya yang dibanderol kurang dari Rp50.000. Bahkan, menu bebeknya sendiri hanya diberi harga Rp25.000 sampai Rp35.000.
Lumajang
Krisis Air Bersih Mulai Melanda Warga Lumajang Utara
Lumajang (lumajangsatu.com) - Lumajang bagian utara di Kecamatan Ranuyoso menjadi salah satu daerah rawan kekeringan. Saat musim kemarau sebagian besar warga di Desa Jenggrong mulai kesulitan mendpatkan air bersih.
Grand Final Duta Anti Narkoba akan Digelar di Pendopo Arya Wiraraja Lumajang
Lumajang (lumajangsatu.com) - 10 pasang calon duta anti narkoba Kabupaten Lumajang sudah terpilih. 10 pasangan itu kemudian akan dinilai oleh juri profesional dan dipilih terbaik satu putra-putri dan duta favorit.
Pluto, Kambing Etawa Lumajang Berharga Ratusan Juta Menang Kontes di Nganjuk
Lumajang (lumajangsatu.com) - Pluto, kambing Peranakan Etawa (PE) asal Lumajang berhasil menang kontes juara 2 dikelas B awal di Nganjuk. Pesertanya berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah yang diikuti oleh ratusan kambing kontes dari berbagai daerah.
Duh..! Retno Penipu Tuhan Diketahui Mucikari di Batam dan Jakarta
Lumajang (lumajangsatu.com) - Babak baru kasus Retno alias Siska (56 ) yang berusaha memperdayai Tuhan (39) warga Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang terus berlanjut. Dari introgasi oleh Tim Cobra, didapatkanlah data mencengangkan sebagai.
Cak Thoriq Razia Eks Lokalisasi Dolog, PSK-ne Wes Ndak Onok
Lumajang (lumajangsatu.com) - Usai menghancurkan bangunan eks lokalisasi Bebekan Desa Kabuaran Kecamatan Kunir, kini Thoriqul Haq merazia eks lokalisasi Dolog di Sumbersuko. Didampingi Satpol PP, cak Thoriq memeriksa satu persatu rumah yang biasanya dijadikan mangkal para PSK.
Berwisata Kuliner Malam Hari Wajib Cicipi Ketan Bakar di Sumbermujur
Lumajang (Lumajangsatu.com)-Jika sedang berlibur di kawasan wisata Hutan Bambu Kabupaten Lumajang, kurang afdol rasanya bila tidak mencicipi jajanan khasnya. Salah satu penganan yang cukup terkenal yaitu ketan bakar. Jajanan ini sangat mudah ditemukan di sepanjang jalan, lebih tepatnya 500 meter sebelum Wisata Hutan Bambu. Jajanan ini sangat cocok untuk mengganjal perut di tengah cuaca yang cukup dingin dan sejuk. Ketan bakar terbuat dari beras ketan yang sebelumnya dimasak dengan cara dikukus. Setelah matang kemudian beras ketan tersebut dicetak dan dipotong berbentuk persegi panjang.Setelah dibentuk dengan panjang ukuran 10 cm, ketan kemudian di panggang di atas arang selama 2-3 menit. Ketan disajikan dengan tiga toping yakni serundeng, sambal oncom, dan sambal kacang, sehingga menambah nikmat cita rasa jajanan ini. Dewi (50) salah seorang pedagang mengatakan ketan bakar sudah ada disuni sejak 1970-an dan menjadi favorit wisatawan. Hingga sekarang, jajanan ini masih banyak diburu oleh para pelancong."Kalau kata orang tua mah, ini sudah ada sejak tahun 70-an, bahkan sampai sekarang juga masih banyak yang suka warga sama wisatawan," ujarnya kepada Lumajangsatu.comWanita yang sudah berjualan sejak era 80-an ini, mengaku menjual ketan bakar Rp8.000 per potong. Dalam sehari ia mampu menjual hingga 100 potong ketan bakar. Jumlah ini meningkat hingga tiga lipat jika memasuki musim liburan atau akhir pekan. "Kalau hari biasa mah 100 mah kejual, tapi kalau liburan seperti sekarang bisa sampai 300 potong. Pembeli banyaknya wisatawan dari luar daerah," terangnya.Selain menjual ketan bakar, Dewi menjual jajanan khas lainnya seperti jagung bakar, colenak, dan pisang keju. Setiap hari dia berjualan mulai pukul 07.00 WIB hingga 15.00 WIB.Sementara itu, salah seorang pembeli Iwan (38) mengaku menyukai ketan bakar karena rasanya yang khas dan juga harganya cukup ramah di kantong. Setiap kali berkunjung kesini, dia tidak pernah absen mencicipinya. "Lumayan murah terus enak lagi, garing diluar lembut di dalamnya. Apalagi sambal oncomnya yang bikin tambah enak karena gurih dan ini khas banget rasanya," ungkapnya.(Ind/red)
Segarnya Menikmati Es Cincau Versi Modern
Lumajang (Lumajangsatu.com)-Cincau, mungkin bagi sebagian orang sudah tidak asing lagi dengan yang satu ini. Terbuat dari daun cincau yang digiling dan diperas, cincau ini memiliki ceritanya sendiri.Jika dulu di depan rumah kita penjual es cincau keliling dapat ditemui dengan mudah, mungkin kini sudah tidak lagi. Kini, kita akan lebih sering menemukan penjual es krim cincau dibandingkan es cincau.Sudah tau apa perbedaannya es cincau dengan es krim cincau? Di dalam es cincau biasanya cincau hijau disajikan dengan cairan gula yang diberi gincu (pewarna merah), santan dan es serut. Jika dalam es krim cincau, cincau hijau disajikan dengan gula merah yang dicairkan dan diberi es krim di atasnya. Biasanya es krimnya merupakan es krim kelapa.Cincau yang memberikan sensasi dingin di tenggorokan saat dimakan ini terasa sangat nikmat diminum di siang hari. Ditambah dengan manisnya es krim kelapa di atasnya dan gula merah di bawahnya membuat eskrim cincau ini bisa menghapus dahaga di siang hari.Jika tidak suka terlalu manis, kita bisa meminta cairan gula merahnya sedikit saja atau mungkin tidak usah menggunakan cairan gula merah. Karena, rasa manis dari es krim kelapanya pun sudah cukup kuat.Es krim cincau dirasa telah menjadi reformasi dari es cincau yang telah ada sejak dulu. Selain karena penyajiannya yang dirasa kini kini semakin modern, es krim cincau dinilai lebih sehat.Bagaimana tidak, es krim cincau tidak menggunakan pewarna makanan. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat es krim cincau merupakan bahan-bahan alami, tidak ada pewarna buatan.Menurut Fendik, salah seorang penjual es krim cincau di Desa Wonokerto Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang, es krim cincau ini memang lebih unggul dari es cincau. “Memang lebih banyak yang suka es krim cincau daripada es cincau. Karena memang es krim cincau ini lebih unggul dari segala sisi. Lebih alami, lebih sehat, lebih higienis,” ucap laki-laki 43 tahun itu. Es krim cincau dia yang telah ada sejak 2007 ini dalam sehari bisa habis 50 sampai 200 cup. Namun sayang kini daun cincau yang merupakan bahan utama pembuatan cincau sudah sangat jarang ditemukan di pasaran.“Udah ngga ada sekarang yang jual di pasar. Ini kalo saya ngga punya langganan, saya ngga akan bisa jualan es krim cincau,” ucap Fendik (Ind/red)
Menikmati Pedasnya Tahu Gejrot di Klapan Lumajang
Lumajang (Lumajangsatu.com)-Banyak sekali olahan tahu di setiap daerah, namun ada satu olahan khas Kota Cirebon yang banyak dijual di Kota Lumajang yaitu Tahu Gejrot.Bagi kalian yang sudah susah mencari penjual tahu gejrot, di Jalan Mahakam Kelurahan Jogotrunan ada penjual tahu gejrot yang penjualnya asli Cirebon. Dengan masih menggunakan tempat jualan atau tanggungan yang masih tradisional khas Cirebon. Tepatnya di baratnya Kantor Pos Klapan-Lumajang. "Saya berjualan baru tahun 2016, baru sebentar saya bergabung dengan grup Tahu Gejrot Fadillah", ujar Nani penjual tahu gejrot Lanjutnya, tahu gejrot yang ia jual ini memiliki rasa seperti yang ada di Cirebon, karena tahu yang digunakan diolah sendiri. "Selain tahunya yang khas , kuah air gulanya juga menggunakan racikan rahasia" katanya.Bagi kalian yang ingin mencicipi enaknya kuah pedas tahu gejrot ini, Dedi mulai buka dari pukul 11.00 sampai 22.00 WIB.Untuk harganya sendiri, tenang saja karena pas sekali dengan kantong anak milenial. Dengan Rp 10.000 saja kalian sudah bisa menikmati satu porsi tahu dengan diberi kuah khas Cirebon ini. (Ind/red)
Purnamasidi Anggota DPR RI : Sudah Waktunya PMII Membangun Jejaring Ekonomi
Lumajang (lumajangsatu.com) - H.M Nur Purnamasidi, anggota DPR RI Fraksi Golkar hadir dalam peletakan batu pertama pembangunan kantor IKA-PMII Lumajang. Pria yang akrab disapa bang Poer itu berharap keberadaan kantor akan menjadikan kader dan alumni PMII semakin produktif dalam berbagai bidang.