Author : Redaksi

Ketua PSSI Lumajang, PSIL ikut Liga Nusantara dan Piala Suratin U-17

Lumajang(lumajangsatu.com) - Sesuai dengan agenda PSSI Pusat dan Jawa Timur, PSSI Lumajang akan mengikuti dua agenda sepak bola yakni Liga Nusantara dan Piala Suratin U-17. "Untuk U-15 tidak ikut, karena belum ada bank data pemain dan kompetisi internal." kata Ngateman kepada wartawan di Wisma Amanda, Selasa(10/02). Dari rapat pengurus PSSI Lumajang, Senin(9/02) malam, Sebenarnya PSSI ada 4 Agenda kompetisi yakni Liga Nusantara, Piala Suratin, U-15 dan Pertiwi Cup (sepak bola perempuan). PSSI Lumajang memilih ikut Liga Nusantara dan Piala Suratin sebagai pembinaan yang dilakukan selama ini. "Sementara kita ikut 2 Kompetisi, ini menyesesuaikan dengan SDM dan pendanaan dari Pemerintah," ujar pria yang juga anggota Satintelkam Polres Lumajang. Dalam menghadapi 2 kompetisi resmi PSSI, PSSI Lumajang mengelar rapat dan raker dengan anggota klub internal dan membahas program kedepan.(ls/red)

PSSI Tunjuk H.Thoriq Manajeri PSIL di Liga Nusantara

Lumajang(lumajangsatu.com) - H.Thoriq kembali dipercaya untuk menukangi klub kebanggaan masyarakat Lumajang, PSIL untuk Liga Nusantara yang sebentar lagi digelar. Terpilihnya, H. Thoriq yang Macan Loreng dari Semeru dikarenakan sudah mengetahui kultur sepak bola Lumajang dan Nasional. Untuk menangani PSIL H.Thoriq menunjuk assiten manajernya, Mikko Agus Pribadi yang juga mantan pemain Profesional di Pentas bola Nasional. "Untuk kesekian kalinya saya dipercaya rekan-rekan insan sepak bola Lumajang, semoga Amanah ini bisa menjawab harapan masyarakat dan supporter PSIL," kata H.Thoriq. Dia berharap ada dukungan dari semua pelaku olah raga khususnya sepak bola dan pemerintah. Karena tanpa dukungan, PSIL tidak akan bisa melaju ke Divisi Utama. "Target ke Divisi Utama adalah impian dan harapan masyarakat," jelasnya. Ketua Assosiasi PSSI Lumajang, Ngateman mengatakan, penunjukan H. Thoriq dilakukan dengan mekanisme rapat pengurus. Apalagi, PSIL sudah identik dengan H. Thoriq di PSSI pusat. "Bang Thoriq ini manajer yang sudah melekat dengan PSIL, Jadi masyarakat bola Lumajang sangat percaya pada beliau," ungkap pria yang juga anggota Satintelkam Polres Lumajag.(ls/red)

Komisi A Ajak Kades Pakai Smartphone Memudahkan Informasi dan Pelayanan

Lumajang(lumajangsatu.com) - Kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat dan canggih saat ini. Ketua Komisi A DPRD Lumajang, Nur Hidayati menyarankan untuk kepala desa menggunakan ponsel, gadget dan Smartphone yang bisa mengakses informasi. "Saya sampaikan kepala desa, saat ini informasi apapun sudah ditangan, kalau mau tahu aturan pemerintahan desa dan segala informasi yang lagi poupler dan booming tinggal pencet," kata Ketua Komisi A, Nur Hidayati saat sosialiasi Pilkades di lantai 3 Gedung Pemkab Lumajang. Dia berharap kepala desa di Lumajang bisa mengikut informasi Lumajang dan Indonesia saat ini. Karena derasnya informasi di media online dan pemerintah sangat cepat. "Kalau pak kades ingin tahu bagaimana program pemerintah tinggal dicari melalui mesin pencari seperti Google, kalau mau tahu aturan pemerintah tinggal klik aja sudah ada dan tinggal baca," ungkapnya. Komisi A DPRD Lumajang juga mengaku terbantukan dalam hal-hal pelayanan di kedewanan dalam hal-hal aturan pemerintahan melalui media online. Bahkan, dirinya bersama anggota dewan di Komisi A juga terbantukan dalam penyebaran informasi kinerja di DPDR Lumajang. "Jujur saja, melalui media Lumajangsatu.com, kinerja Komisi A DPRD bisa tersampaikan," ungkap politis Nasdem. Komisi A berharap ada perubahan mindset ditengah kemajuan teknologi informasi, karena handphone saat ini bukan hanya untuk SMS dan Telepon tetapi memudahkan pekerjaan dalam pelayanan ke Masyarakat.(ls/red)

Sang Spionase Maling Sapi Tekung Dibekuk Polisi

Lumajang(lumajangsatu.com)- Satu komplotan pencurian hewan ternak sapi berhasil diringkus Polisi, satu diantaranya merupakan pelaku residivis yang bertugas sebagai penunjuk jalan atau Sang penunjuk (SP), Selasa (09/02/2015). Satu komplotan itu terdiri dari empat orang, yakni Imam Hanafi  (25) Warga Yosowilangun, Suyanto (25) warga Rowokangkung, Nurhasan (26) warga Tekung dan Feri Miftahul H (28) warga Tekung. Menurut Kapolsek Tekung, AKP Eki A. Mufaqih menjelaskan satu diantaranya merupakan pelaku lama yang bertugas sebagai penunjuk jalan pada pelaku pencurian. Satu diantaranya seorang penunjuk mas, papar Kapolsek Tekung saat dikonfirmasi sejumlah awak media. Lebih lanjut ia menjelaskan penangkapan terhadap ke-empat tersangka ini berawal dari pengembangan kasus pencurian hewan ternak sapi beberapa pekan lalu. Ini merupakan hasil kerja keras kita mas, sebab barang bukti sapi hasil curiannya telah dijual dan dimakan oleh tersangka, lanjutnya. Pihaknya berjanji akan terus mengembangkan kasus tersebut, agar dapat menangkap jaringan Pencurian hewan ternak sapi ini yang kerap kali meresahkan para peternak. Akan terus kami kembangkan sampai tuntas mas, janjinya. (Mad/red)

Agus Wicaksono Akui Tak Pantas Jadi Wabup Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Gonjang ganjing siapa yang akan menggantikan posisi wakil bupati setelah As'at Malik dilantik menajdi Bupati terus bergulir. Sejumlah nama baik dari kalangan birokrasi, politisi hingga akademisi menghiasi bursa calon wakil bupati Lumajang. "Saya ucapkan terima kasih kepada masyararakt yang menganggap saya pantas menjadi wakil bupati mendampingi pak As'at," ujar Agus Wicaksono Ketua DPRD Lumajang saat diwawancarai lumajangsatu.com, Selasa (10/02/2015). Namun, secara tegas ketua DPC PDI Perjuangan itu menegasakan tidak akan mengambil posisi wakil bupati tersebut menskipun memiliki peluang. Sebab, yang paling berhak adalah partai pengusung. "Saya tidak pantas karena tidak ikut mensukseskan pasangan SA'AT dalam pilkada lalu, bahakan saya malah menajdi rival SA'AT" terangnya. Sebagai ketua DPC PDI Perjuangan, dirinya memastikan bahwa kader PDIP tidak akan mengambil jatah wakil bupati. "Saya pastikan tidak akan menjadi wakil bupati serta seluruh kader PDIP juga tidak akan jadi wakil bupati," pungkasnya. Seperti diberitakan, ada 14 nama yang mulai santer beredar layak dan pantas menjadi wakil bupati Lumajang. Salah satu nama itu adalah Agus Wicakosno, karena dianggap sebagai sosok politisi yang sukses memimpin lembaga wakil rakyat Lumajang.(Yd/red)

Reka Ulang Aksi Pembantaian Sadis Geng Motor Asal Rowokangkung Jadi Tontonan Warga

Lumajang(lumajangsatu.com)- Satreskrim Polres Lumajang menggelar reka ulang pembantaian sadis oleh geng motor di jalan Swadak yang menimpa David Cahyono akhir tahun 2014 silam. Sontak, reka ulang yang digelar di halaman mapolres itu menjadi tontonan warga yang datang ke polres. "Ini adalah reka ulang dari aksi pembunuhan yang menimpa David Cahyono di jalan Swandak akhir tahun 2014 silam," ujar AKP Heri Sugiono MH, Kasat Reskrim Polres Lumajang, Selasa (10/02/2015). Dalam reka ulang itu dipertontonkan sekitar 15 adegan yang dilakukan para geng motor dalam membantai korban. Mulai saat korban dihadang, hingga korban dibacok berkali-kali hingga bersimbah darah dan terkapar meregang nyawa. "Ada sekitar lima belas adegan yang diperagakan oleh para pelaku dalam melakukan aksi pembacokan yang membuat korban meninggal," terang Heri. Saat ini, polisi telah berhasil menangkap tiga pelaku aksi pembunuhan sadis itu yang dilakukan para geng motor asal desa Sumber Anyar Kecamatan Rowokangkung. Antara lain Yoga, yang diringkus polisi saat kabur ke Bali. Yusuf, berhasil ditangkap oleh polisi dirumahnya dan Yayan satu tersangka lagi menyerahkan diri setelah mendegar teman-temannya diringkus polisi. Sejumlah pelaku lainnya saat ini masih dalam proses pengejaran dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).(Yd/red)

Jaga Kamtibmas Polres Lumajang Libatkan Tokoh Masyarakat

Lumajang(lumajangsatu.com) - Untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di masyarakat Kabupaten Lumajangf. Kapolres Lumajang, AKBP Aries Syahbudin rajin berkomunikasi dengan tokoh masyarakat dan Tokoh Agama di Kaki Gunung Semeru dan Lemongan. Bahkan, Kepolisian Resor Lumajang juga aktif melakukan patroli keliling setiap hari para Kapolsek secara bergantian. Hal ini, agar masyarakat bersama Toga dan Tomas ikut berpartisipasi dalam kamtibmas berkelanjutan. "Para Kapolsek bersama anggota di 21 jajaran aktif berpatroli keliling bersama tokoh masyarakat dalam kamtibmas," kata Aries pada wartawan di Mapolres, Selasa(10/02/2015). Polres Lumajang sangat berharap peran serta masyarakat dalam menciptakan kamtibmas aman dan kondusif. Sehingga keamanan dan kenyamana juga meningkat perekonomian masyarakat. "Jadi anggota kami selalu melakukan silaturahmi dengan toga dan tomas, karena partisipasi masyarakat kunci utama terciptanya lingkungan aman dan kondusif," paparnya. Polres Lumajang terus menjalin komunikasi dan koordinasi dalam menciptakan Kamtibmas melalui siskamling.(ls/red)

Inilah Sambutan Ketua Dewan Pers Di Hari Pers Nasional 2015

PIDATO SAMBUTAN KETUA DEWAN PERS  PADA HARI PERS NASIONAL DI BATAM, 9 FEBRUARI 2015 Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamuâalaikum warahmatullahi wabarokatuh. Bapak Wakil Presiden  Bapak Ketua MPR  Bapak Menteri Komunikasi dan Informatika. Bapak para Pejabat Negara dan Pemerintahan. Gubernur Provinsi Kepulauan Riau. Para Bupati, Walikota, dan seluruh jajaran Pemerintah di daerah,  baik sipil dan militer. Keluarga besar pers Indonesia. Hadirin yang saya mulyakan.     Atas nama keluarga besar pers Indonesia, khususnya peserta HPN, saya sampaikan terima kasih atas kehadiran Bapak Wakil Presiden pada HPN ini. Kehadiran Bapak, merupakan suatu penghargaan nyata terhadap seluruh komunitas pers Indonesia dimanapun mereka berada. Tidak dapat dibantah, pers berperan besar dalam perjalanan bangsa Indonesia, baik sebelum maupun sejak kemerdekaan. Bapak Wakil Presiden dan hadirin yang saya mulyakan.     Sebelum menyentuh langsung hal-hal berkenaan dengan pers, izinkan saya terlebih dahulu mencatat pernyataan filosof Inggris Francis Bacon yang lahir pada pertengahan abad ke-16 (1561) dan meninggal pada abad ke-17 (1626). Dalam bidang ilmu pengetahuan, Bacon adalah pemula yang berpendapat betapa penting eksperimen dan observasi dalam kegiatan keilmuan. Bacon adalah penemu yang tidak sengaja, bahwa es dapat dipergunakan sebagai pengawet makanan, seperti daging. Ketika berbicara mengenai cara memajukan ilmu, Bacon mengambil tamsil kehidupan laba-laba, semut, dan lebah. Laba-laba membuat sarang yang bergelantung di udara dari air liur yang diproduksi dari tubuhnya sendiri. Laba-laba ketika membuat sarang sama sekali tidak memanfaatkan material sekitarnya, karena hanya menggunakan air liurnya sendiri dan semata-mata untuk dirinya sendirinya. Laba-laba tidak membuat suatu kemajuan atau perubahan apapun. Memang tidak merugikan pihak lain, tetapi juga tidak memberi manfaat pada pihak lain. Bagaimana dengan semut? Semut kata Bacon, tidak pernah berhenti mengangkut berbagai material (daun, binatang yang mereka tangkap bersama dan lain-lain). Tetapi semut hanya sekedar mengangkut dan mengumpulkan, tanpa mengubah bahan-bahan tersebut agar memberi manfaat lebih lanjut. Barangkali satu-satunya pelajaran dari kerja semut adalah mereka selalu bekerja atas dasar gotong royong, atas dasar kebersamaan. Selanjutnya, bagaimana dengan lebah? Lebah kata Bacon, tidak hanya bersama-sama mengumpulkan bahan-bahan (maksudnya: sari bunga), tetapi mencernanya dan mengubah bahan-bahan itu (maksudnya: menjadi madu). Dapat pula kita catat, hasil kerja lebah tidak hanya bermanfaat bagi kehidupan lebah itu sendiri, melainkan bagi makhluk lain, terutama manusia. Selain itu, meskipun seperti semut senantiasa hidup bersama, tetapi masing-masing lebah bekerja menemukan bunga untuk dihisap sarinya dan dibawa ke sarang untuk diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk kepentingan bersama atau makhluk lain. Dalam Islam, dikenal ajaran tentang kebaikan lebah, manusia dianjurkan meneladani kehidupan lebah. Hadirin yang saya mulyakan.     Saya yakin, baik pers maupun penyelenggara negara dan berbagai kekuatan sosial lainnya, sama-sama mendambakan sebesar-besarnya kemaslahatan setiap gerak dan pekerjaan kita, seperti kemaslahatan hasil kerja lelah kita. Agar menjadi sesuatu yang maslahat, kita semestinya tidak seperti semut yang sekedar memindahkan suatu benda dari satu tempat ke tempat lain. Pekerjaan itu harus diolah, dicerna dan ditransformasikan sehingga memberi sebesar-besarnya manfaat. Dalam konteks rakyat Indonesia, manfaat itu adalah sebesar-besarnya kemakmuran bagi sebanyak-banyaknya rakyat. Meminjam ungkapan Jeremy Bentham, filosof Inggris abada 18-19 (1748-1832), sebagai peletak dasar mazhab âutilitarianâ, menyatakan semua tindakan harus didasarkan pada: âMaximize pleasure and minimize painâ. Dalam ungkapan lain, Bentham menyatakan âthe greatest happiness for the greatest number.❠    Bagaimana prinsip ini jika ditinjau dari perspektif hubungan antara penyelenggara negara dan pers, agar hubungan itu tidak sekedar masing-masing membuat sarang sendiri atau sekedar memindahkan informasi seperti pekerjaan semut, melainkan hubungan yang tercerna dan bersifat transformatif untuk memaksimalkn kesentosaan seluruh publik atau sekurang-kurangnya kesentosaan bagi sebanyak-banyaknya publik.     Sebagai konsekwensi demokrasi yang menjamin kebebasan atas dasar persamaan, hubungan antara penyelanggara negara dengan pers akan memberi manfaat sebesar-besarnya apabila dilandasi prinsip equal foot, yang berwujud saling percaya, saling jujur dan saling terbuka. Pers sekali-kali tidak layak dibiarkan berspekulasi mengenai suatu kebijakan atau tindakan karena tiada keterbukaan. Bagi pers yang sangat percaya pada niat baik suatu kebijakan atau tindakan, walaupun tidak terbuka, akan berusaha menyimpulkan pendapat yang akan memberi pembenaran (justifikasi), seperti mencari dasar pada jenis kekuasaan tradisional ekstra konstitusional seperti hak prerogatif, mencari dasar pada asas manfaat (utilitarian, doelmatigheid), menggunakan dasar di atas asas manfaat (?), dasar diskresi, atau dasar politik, yang seolah-olah segala sesuatu yang benar secara politik adalah suatu tindakan yang dapat dibenarkan. Kita tahu bahwa, pembenaran tidak selalu identik dengan kebenaran. Pembenaran dapat menjadi instrumen membenar-benarkan sesuatu yang tidak benar. Hubungan semacam ini bukan saja tidak sehat untuk pers tetapi untuk publik pada umumnya. Tidak mungkin seluruh pers diminta menemukan atau mengutarakan berbagai pembenaran atas sesuatu yang tidak atau belum pasti benar. Pers merdeka dan sehat tidak sekedar berperan sebagai penemu pembenaran, melainkan kebenaran itu sendiri sebagai suatu bentuk tanggungjawab kepada publik, bagi  pers merdeka dan sehat berlaku satu adagium: ânothing the truth but the thruth❠salah satu konsekwensi kewajiban tersebut, pers dibekali oleh kewajiban yang dapat menimbulkan anggapan pers berlebihan atau kebablasan. Di sini timbul persoalan: âsiapa sebab, siapa akibat, siapa aksi, siapa reaksi?❠Hadirin yang saya mulyakan     Bagaimana dengan ârumah tangga❠pers sendiri? Secara jujur cukup banyak persoalan internal pers. Pertama, persoalan mengenai cara-cara menterjemahkan hak atas kebebasan berekspresi yang memungkinkan ada pluralisme pikiran dan pendapat pada gilirannya pluralisme mendapat keberpihakan. Menjadi persoalan, ketika keberpihakan itu bersifat sikap partisan. Partisanship pers meskipun sulit dicegah, tetapi tetap dianggap tidak begitu layak. Dalam alam demokrasi, keberpihakan pers semestinya keberpihakan kepada publik, bukan terhadap kekuatan politik atau aliran politik tertentu. Pers partisanâsadar atau tidak sadarâdapat merendahkan diri sendiri karena kemungkinan melalaikan kewajiban menjunjung tinggi profesionalisme pers, kode etik pers, standar-standar jurnalistik, dan lain sebagainya. Kedua, pengaruh pemilik terhadap pers. Selain kemungkinan terlalu mengkedepankan pers sebagai usaha ekonomi, pengaruh yang meresahkan publik, ketika pemilik menjadi pelaku atau aktivis politik, kekuatan politik tertentu. Ini merupakan faktor paling utama yang menimbulkan partisanship pers. Ketiga, persoalan âpers abal-abalâ. Sesuatu yang semestinya tidak boleh ditolerir oleh kalangan pers sendiri. Dewan Pers menerima begitu banyak keluhan terhadap tingkah laku atau praktek pers abal-abal. Yang lebih memprihatinkan, tingkah laku abal-abal tidak hanya ada di pers yang memang abal-abal, tetapi dapat juga menghinggapi pers yang secara normatif memenuhi syarat-syarat sebagai pers tetapi bertingkah laku abal-abal. Salah satu wujud abal-abal yaitu menjadi pers atau membuat berita untuk mengancam, memeras, atau bentuk-bentuk manipulasi lainnya. Namun perlu dicatat, selain sebagai suatu penyakit bawaan, berkembangnya pers abal-abal atau tingkah laku abal-abal karena ada peluang. Salah satu peluang, karena obyek atau subyek berita juga mengandung berbagai penyakit yang bertentangan dengan kewajiban dan tanggung jawab sebagai pengelola kepentingan publik. Pada kesempatan ini, saya meminta HPN menegaskan pendirian menolak segala bentuk pers abal-abal dan menindak segala bentuk dan jenis pers abal-abal. Bapak Wakil Presiden. Izinkan saya atas nama pers menyampaikan rasa prihatin yang sangat mendalam atas berbagai hiruk pikuk politik dan publik sekarang ini. Dalam berbagai kesempatan, saya mengingatan pers, sekali-kali tidak boleh menjadi bagian dari hiruk pikuk itu kecuali dalam batas fungsi pers untuk menyampaikan informasi kepada publik. Pelajaran lama yang pernah diajarkan kepada saya  dan Bapak Wakil Presiden lebih dari 50 tahun yang lalu: âinti leadership adalah mengambil keputusanâ. Lebih baik pers mempertanyakan suatu keputusan dari pada pertanyaan kenapa tidak ada keputusan. Bapak Wakil Presiden dan hadirin yang saya mulyakan.  Demikian catatan singkat perjalanan pers kita sejak HPN yang lalu hingga hari ini. Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya mengucapkan pula terima kasih yang dalam kepada Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Bupati, Walikota beserta seluruh aparatur pemerintah yang telah mendukung HPN ini. Tidak kurang, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Provinsi Kepulauan Riau atas perhatian terhadap HPN ini. Kepada para insan pers, marilah kita tanamkan semboyan: âpers hari ini lebih baik dari pers kemarin, dan pers besok lebih baik dari pers hari ini.❠Terima kasih. Wassalamualaikum wwb. Batam, 9 Februari 2015 Ketua Dewan Pers Bagir Manan     

Parah..!!! Pelanggar Rambu Larang Parkir di Alun-alun Lumajang Dibiarkan

Lumajang(lumajangsatu.com) - Rambu-rambu larangan parkir yang dipasangan di Kawasan Seputaran Alun-alun tidak berfungsi. Pasalnya, banyak kendaraan roda 4 yang melanggar rambu-rambu tersebut dan seenakanya memarkir kendaraan meski salah dalam bertertib berlalu lintas. Banyaknya, kendaraan yang berparkir dilokasi larangan parkir seakan-akan sudah dibiarkan saja. Inila yang menjadi rasan-rasan masyarakat dan pengguna jalan di seputaran alun-alun. "Aduh, melanggar rambu parkir gak ditilang," ujar Sukirno, warga Desa Klanting Kecamatan Sukodono. "Melanggar parkir kok di diamkan saja, apa disini sudah tidak ada pemerinatahn dan petugas," jelas Samuri asal Desa Boreng Kecamatan Kota LUmajang. "Rambu parkir disangka cagak telpon paling," ujar Santoso, warga Kelurahan Tompokersan. "Pejabat Lumajang suda pada tutup mata, melanggar rambu dibiarkan saja, gak isin karo penghargaan WTN-ne," ujar Siti Aiysah, wali murid SD 1 Ditotrunan. Akibat banyak kendaraan roda 4 parkir di zona larangan, arus lalu lintas terganggu dijam-jam sibuk. Bahkan pemandangan pelanggaran lalu lintas sudah jadi biasa di Pusat Kota Lumajang.(ls/red)