Author : Redaksi

Perlukah Kampus Negeri di Lumajang...?

Lumajang(lumajangsatu.com)- Belum lama ini, Bupati Sjahrazad Masdar mewacanakan pendirian sebuah perguruan tinggi negeri di Lumajang. Dengan langkah cepat, terbentuk Kelompok Kerja (Pokja) untuk mendirikan perguruan tinggi yang rencananya bernama Akademi Komunitas Negeri Lumajang (AKNL). Pokja ini diisi oleh pentolan-pentolan pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang. Lobi ke Kementerian Pendidikan Nasional sedang dilakukan. Meminta petunjuk Presiden sudah dilaksanakan. Demi tujuan ‘mulia’ berdirinya kampus negeri kebanggaan warga Lumajang. Obsesi mendirikan sebuah kampus negeri seolah menjadi jawaban untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di kabupaten yang berada di bawah lereng Gunung Semeru itu. Keberadaan AKNL diharapkan bisa melahirkan intelektual-intelektual muda sebagai tulang punggung pembangunan di Kabupaten Lumajang. Tetapi apakah benar pendirian sebuah perguruan tinggi negeri menjadi jawaban akan minimnya SDM yang mumpuni di Lumajang? Seberapa mendesakkah kebutuhan SDM sehingga solusinya adalah berdiri tegaknya bangunan kampus berlabel negeri dengan segala perangkatnya? Tidak adakah jawaban lain yang jauh lebih relevan dan bisa menjadi jalan keluar bagi pengembangan SDM di Lumajang? Sebelum menginisiasi pendirian sebuah perguruan tinggi negeri, ada baiknya para pemangku kebijakan di Kabupaten Lumajang mempertimbangkan sejumlah hal. Pertama, kemampuan anggaran daerah. Kita semua mafhum, bahwa pengelolaan sebuah kampus negeri akan banyak ditopang anggaran pemerintah pusat (APBN). Namun, dalam proses pendirian sebuah kampus baru, tidak tertutup kemungkinan juga akan menguras anggaran belanja daerah. Kemungkinan inilah yang perlu dipertimbangkan dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang sebelum melanjutkan rencananya mendirikan sebuah perguruan tinggi negeri. Jangan sampai keuangan daerah kemudian terkuras untuk sekadar mendirikan kampus negeri sehingga mengabaikan program-program pendidikan lainnya yang mungkin saja lebih prospektif. Kedua, prospek perguruan tinggi negeri di sebuah kabupaten kecil dan selama ini belum dikenal sebagai sentrum pendidikan di Indonesia belumlah terlalu positif. Lulusan-lulusan sekolah menengah atas dari berbagai daerah tentu saja akan lebih mempertimbangkan melanjutkan studi di daerah-daerah yang lebih dikenal sebagai kota pendidikan dengan kampus-kampus negeri yang lebih ternama. Sudah dapat ditebak, kecenderungan adik-adik lulusan SMA pasti akan menuliskan kampus-kampus ternama di luar Lumajang sebagai pilihan pertama. Jika pun harus memilih AKNL, mereka akan menempatkannya pada pilihan ke dua, bahkan ke tiga. Baiklah, mungkin akan ada yang berargumen bahwa AKNL bukanlah proyek jangka pendek, melainkan mempertimbangkan prospek yang lebih positif dalam jangka panjang. Boleh jadi, dalam 5 (lima) tahun pertama, AKNL kurang begitu diminati oleh lulusan SMA, termasuk sekolah-sekolah di Lumajang tetapi dalam jangka panjang, melalui pengelolaan pendidikan yang serius dengan manajemen pemasaran yang serius pula, AKNL akan tumbuh menjadi perguruan tinggi yang bisa bersaing dengan kampus negeri di daerah lain, paling tidak kampus negeri di daerah tetangga: Universitas Jember. Namun, argumentasi ini juga bisa dimentahkan dengan menganalisis perkembangan perguruan tinggi di daerah lain yang berjalan relatif stagnan. Yang terjadi justru, lulusan kampus ternama di kota-kota besar tetap menjadi pemenang dan menguasai pos-pos strategis di pemerintahan dan perusahaan-perusahaan swasta. Satu Kampung Sepuluh Sarjana Daripada sibuk melakukan lobi untuk mendirikan perguruan tinggi negeri, ada baiknya Bupati dan para birokrat pendidikan di Kabupaten Lumajang mengalihkan konsentrasi mereka untuk pengembangan sumberdaya manusia dengan memperluas cakupan beasiswa pendidikan tinggi kepada anak-anak muda terbaik di daerah ini. Saya belum mengetahui seberapa besar anggaran yang dibutuhkan untuk mendirikan sebuah kampus negeri. Tapi yang jelas anggaran yang harus disiapkan tidak lah sedikit. Akan lebih baik dan memberi manfaat jika anggaran tersebut dialokasikan untuk meningkatkan jumlah penerima beasiswa pendidikan tinggi. Masukan saya, berikanlah beasiswa kepada lulusan terbaik dari SMA-SMA di Lumajang untuk bisa kuliah di kampus-kampus negeri ternama. Bila perlu, kirim juga sebagian kecil (jika anggarannya terbatas) dari mereka untuk mengenyam pendidikan di luar negeri. Kenapa harus kampus negeri ternama atau perguruan tinggi luar negeri? Berdasarkan analisis sederhana, lulusan dari kampus-kampus itu cenderung lebih mudah memenangkan persaingan dan menguasai pos-pos strategis di pusat dan daerah. Jika program ini sudah dilakukan, perbanyak dan perluas cakupannya dengan target jurusan yang spesifik. Dengan mempertimbangkan potensi daerah, target jurusan yang spefisik itu semisal: pertanian, peternakan, dan perikanan. Jika mau diperluas, perlu juga memasukkan seni kriya sebagai jurusan yang spesifik. Program pemberian beasiswa ini dapat diberi label semisal “Satu Kampung, Sepuluh (atau seratus?) Sarjana.” Agar program ini tepat sasaran, Pemkab bisa mengikat penerima beasiswa dengan perjanjian selepas kuliah harus pulang kampung dan melakukan pemberdayaan di lingkungannya. Program ini memang tidak bisa memberikan manfaat dalam jangka pendek. Tetapi dalam jangka panjang, Lumajang akan mendapatkan manfaat besar dengan efek berantai pengurangan angka pengangguran. Wallahu a’lam

Panwascam Klakah: Tak Ada Istilah PPL Volunteer Untuk Pileg 2014

Lumajang(lumajangsatu.com)- Ungkapan Ketua Komisioner Panwaslu Lumajang Al-Mas'udi yang menyebutkan 205 PPL yang terlanjur dilantik dan diberi SK oleh Panwascam hanya sebagai volunteer atau tenaga kerelawanan ditepis Panwascam. Menurut Hambali Kemtua Panwascan Kecamatan Klakah rekrutmen PPL berawal dari rakor di warung apung Lumajang. Saat itu, seluruh panwascam diperintahkan untuk merekrut PPL, untuk Klakah diperintahkan merekrut 35 PPL tambahan. Rencanya, para PPL yang direkrut akan menopang kinerja PPL yang sudah ada dalam melakukan pangawasan pada proses Pilgub Jatim. Namun PPL yang direkrut tidak ada anggaran untuk honornya. "Kami tidak segera mengejawantahkan perintah Panwaslu itu, karena juga dijelaskan saat itu PPL yang direkrut tidak ada pos anggarannya," papar Hambali. Karena terus didesak oleh Panwaslu untuk segera merekrut PPL, akhirnya Panwscam melakukan perekrutan dan Klakah paling terakhir merekrut PPL dari 21 kecamatan yang ada. Istilah volunteer untuk PPL yang terlanjur direkrut tidak bisa dijadikan kedok untuk memberhentikan PPL yang sudah kadung terbentuk dimasing-masing Kecamatan tanpa ada solusi yang jelas bagai mereka yang sudah terlanjur bekerja. "Istilah volunteer adalah untuk PPL Pilgub, bukan untuk PPL Pileg yang sudah direkrut oleh Panwascam atas perintah Panwaslu, jangan benturkan Panwacam dangan PPL dengan istilah-istilah itu" jelasnya. Bahkan, PPL yang sudah direkrut telah Ber-SK dari Panwascam atas perintah Panwaslu Kabupaten. Tak hanya itu, PPL juga telah melakukan proses pengawasan pada DPT invalid Pileg 2014. "Kita sudah SK PPL dan juga telah bekerja untuk pengawasan DPT Invalid pileg 2014, jika tidak dibantu PPL maka kinerja Panwscam tidak akan selesai," ujar Panwascam yang lantang memperjuangkan hak dari PPL itu.(Yd/red)

Warga Lumajang Tunggu Janji Wakil Rakyat Untuk Buat Pansus Tambang Pasir

Lumajang(lumajangsatu.com)- Persoalan pertambangan pasir di Lumajang baik pasir galian B (pasir besi) atau pasir galian C (pasir Semeru) yang menimbulkan banyak masalah nampaknya menjadi pembahasan serius dalam RABPD tahun 2014. Menurut Achmad Jauhari wakil ketua DPRD, salah satu yang menjadi pembahasan adalah terus merosotnya pendapatan dari sektor pasir ditengah semakin meningkatknnya volume pengangkutan pasir. "Yang menjadi pembahasan adalah semakin merosotnya PAD pasir, sedangkan realitanya truk pengangkut pasir semakin banyak," ujar Jauhari, Kamis (05/11/2013). Dalam pembahasan yang dilakukan oleh Eksekutif dan Legisltaif mulai mengerucut pada kesimpulan terbentuknya panitia kusus (pansus) yang menangani persoalan pasir Lumajang. Mulai dari perijinan, dampak lingkungan, pendapatan bagi hasil hingga CSR bagi masyarakat sekitar. "Dari temuan DPRD, persoalan ijin penambangan juga banyak yang bermasalah," jelasnya. Hasil dari pansus yang masih dalam wacana DPRD itu, bisa mengarah kepada moratorium atau penghentian penambangan pasir dan juga bisa menghasilkan rekomendasi yang lain. DPRD melihat perijinan penambngan pasir masih banyak yang bermasalah, dampak lingkungan juga sangat parah sehingga perlu mendapatkan penaganan serius dan secepat mungkian. "Outputnya bisa moratorium penambangan atau rekomendasi yang lainnya," paparnya. Janji wakil rakyat untuk membenahi carut marutnya pertambangan pasir Lumajang terus ditunggu oleh masyarakat. Warga berharap apa yang diwacanakan oleh DPRD bukan hanya sebatas angan-angan saja, sehingga tidak mampu menjadi solusi bagi rusaknya lingkunagn dan infrastruktur akibat pertambangan yang tidak terkendali.(Yd/red)

Telan Dua Korban Tewas, Polres Lumajang Gencar Razia Miras Oplosan

Lumajang(lumajangsatu.com)- Minuman keras oplosan atau yang lebih dikenal dengan arak jawa akhirnya menelan korban nyawa Anas (19) dan Riyanto (20) pemuda desa Yosowilangun Lor kecamamtan Yosowilangun. Kejadian tersebut membuat Polres Lumajang kebakaran jenggot dan memerintahkan jajaran Polsek menggelar operasi miras. Hari Rabu (04/11/2013) Polres Lumajang menggelar rilis hasil razia miras dari 21 polsek jajaran. Puluhan miras bermerk hingga yang oplosan dipamerkan di Mapolres Lumajang. "Kemaren ada kejadian memilukan yang menimpa warga kita, dua orang tewas karena keracunan minuman jenis arak jawa dan kita langsung menggelar razia miras selama satu malam," papar AKBP Singgamata SIK Kapolres Lumajang. Terkait dengan kejadian tersebut, dari keterangan sejumlah saksi, dua hari sebelumnya kedua korban melakukan pesta miras dengan satu temannya yang lain. Akhirnya keduanya tewas dan saat ini kasusnya sedang didalami oleh tim forensik untuk memastikan jenis racun apa yang tercampur dalam miras oplosan. "Kita sedang dalami racun apa yang ada di dalam miras oplosan itu," terangnya. Kapolres berjanji untuk terus menggencarkan razia miras, bukan karena ada kejadian tewasnya dua orang pemuda karena over dosis miras. Dibantu jajaran reskrim polsek Yosowilangun pihaknya terus memburu jaringan penjual hingga pembuat arak jawa yang menelan dua korban meninggal. "Dibantu jajaran reskrim polsek Yosowilangun kita sedang memburu pembuat arak jawa tersebut," jelasnya. Satu teman korban yang juga ikut pesta miras saat ini sudah diamankan Polisi dan sedang dalam pemeriksaan intensif. Diharapkan dari keterangan teman korban bisa diungkap jaringan penjual hingga pembuatnya. "Kami akan buru hingga pembuatnya agar tidak terjadi kejadian serupa," tambahnya. Ditanya tentang zat campuran yang menyebabkan korban meninggal, polisi masih menunggu hasil dari laboratorium forensik. Polisi juga telah mengamankan barang bukti miras dari warung terkahir korban membeli. "Asal arak jawa yang beredar sebagian dari Lumajang dan Jember," pungkasnya.(Yd/red)

Panwaslu Lumajang Anggap 205 PPL Yang Terlanjur Direkrut Hanya Sebagai Sekoci

Lumajang(lumajanngsatu.com)- Kesalah fahaman Panwaslu Kabupaten Lumajang dalam mengartika perintah Bawaslu untuk kembali merekrut pantia pengawas Lapangan (PPL) Pileg 2014 berbuntut banyak. Pasalnya, sebanyak 205 PPL yang sudah kadung direkrut dan sebagin telah di SK oleh Panwascam harus dirumahkan alias di PHK. Namun, Al-Mas'udi Ketua Komisioner Panwaslu menolak bahwa pihaknya memecat sebanyak 205 PPL yang terlanjur direkrut, karena kesalah fahaman mengartikan perintah Bawaslu. Sebab, panwaslu belum pernah merekrut PPL, namun Panwascam untuk melakukan kinerjanya bisa membuat volunteer atau tenaga kerelawanan guna mempermudah kerja dalam melakukan pengawasan. "Dalam pengawasan, panwascam kita perbolehkan untuk melakukan rekrutmen volunteer atau tenaga kerelawanan," ujar AL-mas'udi saat dihubungi lumajangsatu.com, Selasa (03/11/2013). Al-Mas'udi juga berdalih, saat ini pengawasan terkait pileg 2014 masih berbasis kecamatan belum sampai berbasis desa yang ditangani oleh PPL. Sehingga, Ia tidak tahu jika ada rekrutmen PPL yang juga sudah mendaptkan SK. "Saya tidak mengetahui ada PPL yang sudah ber-SK," paparnya. Disinggung tentang Honorarium PPL juga telah keluar, Mas'udi menyatakan bahwa PPL yang mendapatkan Honor adalah PPL pilgub. Sedangkan PPL sekoci yang sudah direkrut oleh Panwascam bisa diperbantukan dalam artian magang untuk persiapan pewacanaan PPL berbasis TPS. "Itu PPL sekoci yang kemudian diberikan job-job volunteer oleh panwascam," jelasnya. Sementara itu, Achmad Hambali Ketua Panwascam Kecamatan Klakah menyatakan, bahwa pihaknya telah melakukan rekrutmen PPL sesuai perintah Panwaslu Kabupaten, bahkan telah melakukan proses pengawasan untuk pileg 2014. Pihaknya juga menolak dengan tegas upaya PHK yang dilakukan oleh Panwascam, sebab PPL telah melakuan tugas pengawasan dan SK juga telah diterbitkan. "Kami menolak, terutama PPL selama ini sudah bekerja dalam hal pengawasa dilapangan dan Panwaslu Kecamatan sudah mengelurkan SK untuk masing-masing PPL," pungkasnya.(Yd/red)

Dikritik Warga Gucialit, Wakil Rakyat Sebutkan 3 Ruas Jalan Yang Akan Diperbaiki 2014

Lumajang(lumajangsatu.com)- Komplain warga desa Gucialit pada banyaknya jalan penghubung antar desa yang rusak mulai direspon anggota DPRD Lumajang dapil 4, Gucialit, Padang, Senduro dan Kecamatan Pasrujambe. Supratman, legislator PDI Perjuangan menyatakan, untuk memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak, pada APBD 2014 yang sudah disetujui oleh DPRD berjumlah 100 milyar lebih. Dari total anggaran tersebut, dibagi menjadi beberapa titik yang tersebar di 21 kecamatan di Kabupaten Lumajang. Untuk kecamatan Gucialit yang berdapingan dengan kecamatan Kedungjajang ada tiga ruas jalan yang akan diperbaiki. Yakni ruas jalan desa Pandansari Kecamatan Kedungjajang, desa Dadapan hingga desa Ketowono kecamatan Gucialit, dengan lebar 4,5 meter dan panjang 2500 meter yang menghabiskan anggran 3 milyar lebih. "Ada ruas jalan Pandansari, Dadapan dan Kertowono dengan panajang 250 meter," ujar Supratman kepada lumajangsatu.com, Selasa (03/11/2013). Disamping ruas jalan tersebut masih ada lagi ruas jalan desa Kandangan, Kenongo yang juga melewati wonokerto Gucilait, Kemudian ruas jalan Gucialit hingga desa Kertowono yang akan diperbaiki dalam anggaran 2014 mendatang. Ia melihat untuk kecamatan Gucialit sudah cukup banyak mendapatkan anggaran dari APBD 2014. "Memang karena anggarannya tidak bisa memperbaiki seluruh jalan yang rusak, maka sisanya akan diperbaiki pada anggaran berikutnya," paparnya. Ia berharap kepada warga Gucialit untuk proaktif melakukan komunikasi dengan pihak desa dan DPRD dari dapil 4, jika masih ada jalan yang perlu perbaikan. Ia mengaku siap menampung aspirasi untuk kemudian dibawa dalam pembahasan rapat paripurna DPRD. "Saya siap bila dibutuhkan untuk membawa aspirasi dari warga Gucialit, silahkan kontak di nomor saya, 081-334-643-700," pungkasnya.(Yd/red)

Adu Kuat Nenggak Minuman Keras Oplosan, 2 Pemuda Yosowilangun Meregang Nyawa

Lumajang(lumajangsatu.com)- Gara-gara pesta minum keras oplosan dua pemuda desa Yosowilangun Lor Kecamatan Yosowilangun harus meragang nyawa sia-sia. Anas (19) dan Riyanto (20) adalah dua korban minuman oplosan yang rumahnya bersebalahan. Menurut Bambang, salah satu warga sekitar rumah korban peristiwa berawal saat tiga orang pemuda, Anas, Riyanto dan Somari Senin Malam menggelar pesta minuman keras oplosan. Tiga orang tersebut beradu kuat untuk menenggak minuman oplosan. Melihat kedua korban sudah sempoyongan karena kebanyakan menenggak minuman setan itu, Somari lantas membawa pulang kedua korban kerumah masing-masing. Namun hingga siang, selasa (03/11/2013) kedua korban tak kunjung bangun dan akhirnya diketahui sudah tewas over dosis. Korban beradu kuat untuk minum oplosan dan akhirnya diketahui dikamarnya sudah mati, ujar Bambang kepada sejumlah wartawan. Polisi langsung mengamakan Somari rekan Korban yang selamat ke Mapolsek Yosowilanngun untuk dimintai keterangan. Sementara itu kedua jenazah langsung dibawa ke RSUD Dr Haryoto Lumajang untuk dilakukan Outopsi. Saat ini, kasus tewasnya dua pemuda karena over dosis minuman keras oplosan dalam penanganan Polres Lumajang. Kita amankan rekan korban yang selamat yang mengetahui pesta minuman keras oplosan pada malam itu, ujar AKP Budi Setiono Kapolsek Yosowilangun.(Yd/red)

Komunitas Petani Gaharu Dukung dan Siap Menangkan Rodli Kaelani Caleg DPR RI

Lumajang(lumajangsatu.com)- Dukungan terhadap Muhammad Rodli Kaelani,Caleg DPR RI dari PAN semain hari terus mengalir. Kali ini dukungan dan kesiapan menjadi relawan pemenangan Sahabat Odie (Sebutan Relawan Rodli Kaelani) datang dari Komunitas Petani Gaharu Lumajang-Jember. Hal tersebut disampaikan pada Pertemuan dan Konsolidasi GLC (Gaharu Lumajang Community),Minggu (1/12/) bertempat di Rowokangkung Lumajang. Pada pertemuan yg dihadiri 200-an anggota GLC dan Perwakilan Petani Gaharu, Rodli menyampaikan beberapa agenda aksi nyata yg dilakukan bersama petani gaharu saat ini dan selanjutnya ke depan. Menurut Rodli mengembangkan Gaharu tidak hanya menguntungkan bagi masyarakat,tapi juga turut andil dalam konservasi alam dan bahkan memberi dampak bagi komunitas petani dan sisi kesehatan berbahan natural. "Insya Allah ini adalah kegiatan ekonomi pertanian yg potensial,mandiri dan memberi dampak yg banyak bagi petani itu sendiri dan masyarakat umum,"kata Rodli disela-sela kegiatan. Disamping silaturrahim, kegitan tersebut Sekaligus menjadi media para petani untuk memperkuat konsolidasi antar petani, apalagi disertai dengan kegiatan-kegiatan sosial konkrit yg melibatkan masyarakat umum. Seperti halnya perbaikan jalan desa, pelatihan konservasi alam dan lain sebagainya. Sementara itu, Guntur selaku Ketua GLC sangat antusias dan menyambut senang gerakan bersama Komunitas Petani Gaharu dengan Rodli ini. "Kita kan selalu bersinergi dalam berbagai hal dan kami akan turut berjuang agar Mas Rodli terpilih menjadi Anggota DPR RI nanti, yang juga akan mewakili kepentingan petani Gaharu di Lumajang-Jember," ungkap Guntur Seperti diketahui Muhammad Rodli Kaelani,adalah Caleg DPR RI muda potensial dari PAN nomor urut 8 Dapil Lumajang-Jember.(Yd/red)

Festival Jharan Kencak Harjalu 758 Meriah, Seniman Minta Segera Dipatenkan

Lumjang(lumajangsatu.com)- Mengawali pembukaan rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi Lumajang (Harjalu) 758 Minggu (01/11), festival jharan kencak berlangsung meriah dan mendapat antusias dari ribuan warga Lumajang. A’ak Abdullah Alkudus, Ketua Paguyuban jharan kencak menyatkan, besarnya minat masyarakat untuk melihat festival menunjukkan bahwa jharan kencak sudah sangat layak untuk menjadi ikon kesenian Lumajang. "Alhamdulillah festival jharan kencak berlangsung sangat meriah, bahkan sepanjang jalan dipadati dengan warga, ini menunjukkan bahwa jharan kencak layak untuk jadi ikon kesenian asli Lumajang," ujar A'ak, Senin (02/11/2013). Sebagai ketua paguyuban yang membawa aspirasi dari para anggotanya, Ia berharap agar pemerintah segera mematenkan jharan kencak sebagai kesenian asli Lumajang. Dismaping itu, setiap tanggal 1 Desember, ditetapkan sebagai hari pelaksanaan festival jharan kencak, sehingga semua orang bisa mengerti jika setiap 1 Desember di Lumajang ada festival jharan kencak. "Yang pertama kita minta agar jharan kencak segera dipatenkan dan 1 Desember ditetapkan sebagai pelaksanaan festival setiap tahunya," paparnya. A’ak juga berharap kepada Pemerintah, agar memberikan perhatian yang lebih kepada para seniman jharan kencak yanga ada. Perhatian tersebut bisa melalui pembinaan, pelatihan dan lainnya. Sebab, masih banyak para seniman jharan kencak yang masih hidup dibawah garis kemiskian. "Dengan perthatian yang lebih diharapkan para seniman bisa memeiliki peralatan sendiri dan juga bisa memiliki kuda sendiri," pungkasnya.(Yd/red)