Indeks Berita

Gawat..!!! 181 Tower Bodong Ditertibkan, Lumajang Terancam Krisis Sinyal HP

Lumajang (lumajangsatu.com) - Jika MoU antara Satpol PP dan PLN bisa dilakukan, maka Lumajang diprediksikan akan krisis sinyal telepon seluler atau HP. Pasalnya, akan ada 181 tower seluler yang akan diputus aliran listriknya karena tidak berijin alias bodong. "Kita akan lakukan MoU dengan PLN agar bisa memutus aliran listrik tower-tower yang tidak berijin," ujar Hj. Nur Hidayati M.Si ketua Komisi A DPRD Lumajang. Untuk saat ini, Satpol PP belum bisa meminta PLN melakukan pemutusan aliran listrik tower bodong. Sebab, dalam aturan PLN pemutusan aliran listrik karena adanya permintaan pemilik. "Saat ini, PLN tidak bisa memutus aliran listrik tower bodong karena aturan PLN pemutusan aliran litrik karena adanya permintaan dari pemilik," jelasnya. Jika MoU itu telah bisa dilakukan, maka Pemkab tentunya akan bisa meminta PLN untuk memutus aliran listrik tower bodong. Sanksi itu perlu dilakukan, karena keberadaan tower sudah merugikan negara dan warga sekitar. "Kemaren kita sudah sidak dan temukan tower bodong di Desa Kaliboto Kecamatan Jatiroto," jelasanya. Sejumlah masyarakat kawatir jika tower-tower bodong diputus aliran listriknya Lumajang akan kesulitan sinyal HP. Sebab, 181 tower seluler diperkirakan adalah 70 persen dari jumlah tower di Lumajang. "Waduh, bisa krisis sinyal HP ini mas, kita minta ada solusi yang menguntungkan semuanya dan jika ada oknum pejabat pemkab terlibat dalam keberadaan tower bodong ini agar ditindak secara tegas," ujar Hamedi warga Yosowilangun.(Yd/red)

Terendam Banjir, Lima Hektar Tanaman Padi Petani Terancam Gagal Panen

Lumajang(lumajangsatu.com)- Hujan lebat yang mengguyur wilayah Lumajang utara mengakibatkan banjir setinggi lutut orang dewasa merendam hektaran tanaman padi di Area Persawahan Kecamatan Klakah Lumajang, Selasa (21/04/2015). Diduga kuat banjir ini datang dari danau Ranu Pakis dan Ranu Tegal Randu, yang tidak kuat menahan debit air sehingga mengalir ke area persawaahn petani. "Ya banjir dari Ranu Pakis mas," ungkap hartatik salah satu petani saat dikonfirmasi lumajangsatu.com. Sedikitnya 5 hektar tanaman padi siap panen milik petani terendam dan terancam gagal panen jika hujan terus mengguyur wilayah tersebut. "Luas mas, mulai dari prayuana sampai sini, ya mungkin sekitar itu wes," tambahnya. Banjir tahunan itu tidak hanya merendam tanaman padi milik petani, beberapa rumah warga pun sempat dimasuki air, meski tidak sedalam di area persawahan. "Ya ini kadang masuk kedapur saya mas," papar Saiful Bahri salah satu warga. Ranu pakis dengan kedalaman 26 meter dan luas sekira 50 hektar ini diduga tidak kuat menahan debit air karena arus irigasi pembuangan air sudah mulai dangkal. "Faktornya untuk beberapa bulan ini untuk pembuangannya masih dangkal mas, sehingga air terpaksa terbuang secara liar," ungkap Abdul Said Juru Pengairan UPT Klakah saat ditanya sejumlah awak media. Menurutnya, pihak PU baru akan melakukan normalisasi pembuangan air pada Juli mendatang, agar jika hujan tiba air yang tergenang di Ranu Pakis dapat diatur dengan seksama. "Untuk PU sendiri mungkin pada bulan 7 nanti akan melakukan normalisasi pembuangan air mas," tambahnya. (Mad/red)

Sebuah Catatan Strategis Menampar Muka Lumajang

Semasa sekolah bagi kebanyakan siswa/ pelajar diminta untuk mencatat mata pelajaran yang diberikan guru. Aksi catat mencatat sudah menjadi sebuah budaya pendidikan bagi penerus bangsa. Ternyata kebiasaan mencatat adalah sebuah proses dimana seorang siswa melakukan kegiatan intelektual untuk mengigatkan sesuatu yang penting yakni pelajaran. Tak jarang, dalam ujian kelas, semua soal dan jawaban ada di buku catatan yang biasa diberikan oleh guru ke murid. Tak jarang, bagi siswa yang tidak belajar, jika ujian pasti mencontek catatan dibukunnya. Dalam sebuah pemaknaan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id), catat dan mencatat diartikan menulis sesuatu peringatan. Jadi kegiatan mencatan untuk mengingat sesuatu yang perlu dingatkan, bukan sekedar dicatat dan disimpan. Penulis menemukan seorang kawan Komunitas Jepretan Ponsel Lumajang (Jempol) saat mengelar Kopi darat (Kopdar) ke Komunitas Ponsel Jawa Timur dalam setiap mengelar rapat selalu dicatat apa keperluan dan masukan serta kritikan anggotanya. Bahkan, setiap mengelar rapat di warung kopi, si tukang catat, kerap memperingatkan hal-hal yang perlu dilakukan sesuai hasil catatan rapat. Ternyata sebuah catatan sangat penting untuk suksesnya sebuah kegiatan. Demikian pula dengan Catatan Strategis DPRD terhadap Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bupati Lumajang tahun 2015, untuk pembangunan Lumajang. Catatan memang tidak sesuatu yang baik, tetapi ada kritikan dan masukan untuk ditindak lanjuti untuk suksesnya pembangunan di Lumajang. Dalam catatan strategis DPRD, Bupati Lumajang, As'at Malik yang baru dilantik sangat kaget, lantaran banyak sekali kerja Pejabatnya yang kurang memuaskan bagi wakil rakyat. Bahkan, dalam pidatonya, As'at Malik yang dikenal sabar dan kalem, meminta wakil rakyat tidak menuangkan sebuah kata kasar dalam catatan. Catatan Legislatif memang menukik dan tajam kinerja pemerintah ditangan SA'AT kedua, banyaknya tower bodong, PAD Pasir menurun, Kinerja PNS stagnan, PD Semeru yang merugi, bidang pendidikan dan kesehatan yang amburadul, pajak PBB menurun dan lain-lain. Tapi apresiasi juga diberikan dalam catatan wakil rakyat sukses meraih adipura, WTN, Satyalencana hingga Kinera Sangat Tinggi. Ya memang sebuah catatan bagi seorang pemimpin yang dulu pernah melakukan kegiatan mencatat adalah hal  pahit. Tapi catatan yang baik tidak selalu kata-kata bagus. Karena manusia, kelompok, organisasi dan negara, tidak luput dari hitam, putih dan abu-abu. Catatan memang sangat penting untuk sebuah evaluasi dalam sebuah organisasi besar seperti Pemkab Lumajang. Kita pernah mengetahui sebagai mana catatan Soe Hok Gie seorang aktivias mahasiswa dalam perjalanan sejarah disaat Indonesia Merdeka. Bahkan, Soe Hok Gie juga pernah mencatat perjalanan bapak pencetus republik Indonesia, Tan Malaka dalam buku Madilog. Catatan-catatan sejarah memang tidak mudah dilupakan, bahkan catatan atas, bawah, tengah dan pinggir bisa membawa kemajuan sebuah manusia, daerah dan bangsa. Catatan bukan hanya goresan tinta diselembar kertas putih. Melainkan sebuah perjalanan dari kehidupan manusia untuk lebih baik, demikian halnya Kabupaten Lumajang di bawah kepemimpinan As'at Malik. Tanpa catatan, Lumajang bukan apa-apa, lalu apa dan seperti apa. Tetapi harus berbuat apa. Jayalah Lumajangku dengan catatan sejarahnya kemarin, kini dan masa depan. (red)

H.Thoriq Temui Bupati Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com) - Menjelang diputarnya Kompetisi Liga Nusantara, Pengurus PSIL Lumajang, . Thoriq bersama Ketua PSSI, Ngateman, Exsco PSSI, Susianto, Kanpora Agus Triyono dan Plt Ketua KONI Pujo menemui Bupati Lumajang. Pertemuan ini, membahas  soal kesiapan PSIL untuk mengarungi Liga Amatir Nasional. "Kita menemuai pak Bupati untuk ijin me-launching PSIL di Stadion Semeru yang juga menjadi kandang bermain tim kebanggaan masyarakat Lumajang," ujar H. Thoriq. Lanjut dia, dengan dilaunching PSIL sebagai bentuk kesiapan menghadapi panjangnya kompetisi Liga Amatir. Selain itu, melaporkan pembinaan sepak bola di Lumajang. "Kita berharap pak Bupati membuka launching PSSI pada tanggal 23 April 2015 jam 3 sore di Stadion Semeru dan juga bertanding melawan Tim PON Jatim," ungkapnya. Sedangkan Ketua PSSI Lumajang, Ngateman mengatakan, pembinaan yang dilakukan terhadap dunia sepak bola sudah berjalan sangat baik. Dimulai pembinaan usia dini hingga senior. "Kita sampaikan ke pak Bupati, tahun ini PSSI mengikuti Kompetisi Liga Nusantara, Piala Suratin U-17 dan Saat Pra PORPROV disampaikan atas kegagalanya," ungkapnya. PSSI juga meminta ke orang nomor satu di Lumajang itu, untuk memperhatikan Stadion Suko Raya dalam pengelolaannya dan penambahan fasilitas di Stadion Klakah sebagai stadion Alternatif.(ls/red)

Aduh...Lakalantas Capai 99 Kejadian, Kejari Lumajang Hanya Terima 3 Berkas Penyidikan

Lumajang(lumajangsatu.com) - Sunggu mengagetkan, kecelakaan lalu lintas yang mencapai puluhan kejadian dan menelan puluhan korban jiwa sejak awal tahun 2015. Ternyata, yang masuk di Kejaksaan Negeri Lumajang untuk di meja hijaukan hanya 3 berkas. Hal ini disampikan, Kepala Kejaksaan Negeri Lumajang, Gede Nurmahendra kepada wartawan ditemui dikantornya, Selasa(21/04) siang. "Hanya 3 berkas kasus kecelakaan lalu lintas yang masuk di kami," ujarnya yang mengagetkan insan jurnalis. Menurutnya, mengenai sedikitnya kasus kecelakaan lalu lintas yang dilimpahkan, pihaknya tidak mengetahui. Namun, bila mengaju pada Perka Polri No. 14 tahun 2014 tentang manajemen penyidikan tidak pidana sudah diatur. "Tanya sendiri kesana," ungkapnya. Data yang dihimpun di Mapolantas Polres Lumajang sejak Per Januar- hingga April 2015, Ada 99 Kasus kecelakan dengan angka korban meninggal 32 orang,luka berat 1. luka ringan mencapai 106 orang. Mengenai sedikitnya kasus kecelakaan yang dimeja hijaukan, Kasatlantas AKP Hardono belum bisa menjawab dan meminta insan jurnalis ke Kanit Laka, Ipda Toni. Sayangnya, hingga berita ini ditulis belum ada keterangan resmi dari Satlantas.(ls/red)

Potensi Alam Yang Menakjubkan, Tempursari Kaya Batu Akik Hingga Batu Pualam

Lumajang (lumajangsatu.com) - Disamping memiliki pemandangan alam yang bagus, Kecamatan Tempursari juga banyak menyimpan kekayaan alam. Potensi tambang batu pualam untuk mempercantik rumah juga melimpah di daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Malang itu. "Tempurasi bukan hanya memiliki potensi batu akik saja mas, tapi juga batu pualam di Tempursari sangat melimpah dengan corak dan motif sangat indah," ujar Catur Pujo Satoto anggota DPRD Lumajang, Senin (20/04/2015). Namun, karena akses jalan ke Lumajang baik dari Pasirian maupun Pronojiwo rusak parah, maka warga lebih suka menjual batu pualam ke wilayah Malang lewat Lebaharjo. Tak hanya batu pualam saja, warga banyak menjual hasil buminya ke wilayah Malang. "Ini kendalanya, potensi yang melimpah tidak bisa dijual ke Lumajang melainkan ke Malang karena akses jalannya sangat mudah dan bagus," ujar politisi NasDem itu. Yang terakhir, warga Tempursari digegerkan dengan penemuan batu akik yang ditawar ratusan juta rupiah. Namun, lokasi penemuannya masih dirahsaikan karena dikawatirkan banyak yang mencari dan merusak alam Tempursari. "Ada batu akik Tempursari yang bagus, namun masih dirahasiakan lokasi penemuannya karena takut ditambang dengan sembarangan," pungkasnya.(Yd/red)

Dikritik DPRD, Bupati Lumajang Kumpulkan dan Marahi Pejabat

Lumajang(lumajangsatu.com) - Dikritik lewat catatan Strategis DPRD Lumajang terhadap laporan keterangan pertanggung jawaban (LKPJ) Bupati Lumajang 2014. Bupati, As'at Malik mengumpulkan para pejabat Saturan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di ruang lantai 3 Pemkab Lumajang. "Tadi saya kumpulkan semua pejabat, agar catatan strategis DPRD diperhatikan," ungkap As'at. Dia menilai catatan strategis DPRD adalah jamu atau cambuk dalam membenahki kinerja esksekutif dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. Pasalnya, dengan keterbukaan informasi, para pejabat di Instansi terkait tidak bisa menutup-nutupi kinerjanya. "Saya meminta teman-teman untuk bekerja dengan baik, tidak hanya pencitraan," terangnya. Sekedar diketahui, Pemkab Lumajang dikritik semua sektor bidang, namun yang paling disoroti soal Pendirian Tower yang banyak bodong dan PAD Pasir Semeru yang mengalami penurunan drastis..   Informasi dari sejumlah pejabat, Bupati Lumajang memberikan arahan pada pejabat. Bahkan, orang nomor satu di Lumajang itu tidak ingin dibohongi oleh bawahannya. (ls/red)

Bupati Lumajang Dikabarkan Launching PSIL di Stadion Semeru 23 April Mendatang

Lumajang(lumajangsatu.com) - Jelang Launcing Tim PSIL Mengarungi Liga Nusantara 2015. Kantor Pemuda dan Olah Raga melakukan persiapan dalam perbaikan lapangan. Kita potong lagi rumput stadion, karena usai diperbaiki total, sekarang dalam perawatan, ujar H. Atim, Kasi Olah Raga Kanpora. PSIL lumajang melakukan lauching sebagai bentuk kesiapan mengarungi kerasnya Liga Nusantara. Dalam lauching itu, PSIL akan melawan Pra PON Jatim. Sejumlah persiapan oleh manajemen PSIL, PSSI, KONI dan Kanpora dilakukan. Pasalnya, Launching direncanakan akan dibuka oleh Bupati Lumajang. PSIL, PSSI, KONI dan Kanpora akan menemui pak Wabup untuk melauching tim kebanggaan masyaraakt Lumajang, ujar Mikko.(ls/red)

Bupati dan Ketua DPRD Kompak Dukung Eni KDI, Sudah Waktunya Yang Lain

Lumajang(lumajangsatu.com) - Lolosnya Eni Hamdiyah satu-satunya Kontestan Dangdut Indonesia (KDI) di Stasiun Televisi Swasta. Ketua Komisi C DPRD Lumajang, Suigsan berharap ada dukungan selanjutnya dari semua pejabat, PNS dan semua elemen masyarakat. "Kekompakan antara Bupati Lumajang dan Ketua DPRD dalam mendukung Eni," ungkapnya. Menurut dia, Eni Hamdiyah adalah aset Lumajang dalam mempromosikan kabupaten yang berada dibawah kaki Gunung Semeru. Selain itu, Eni bisa menjadi duta dalam memperkenalkan Lumajang melalui dunia televisi. "Lumajang merindukan memiliki aktris, seperti Jember ada Anang Hermansyah dan Dewi Persik, sehingga bisa dikenal di Ibu Kota," jelas Politisi Golkar itu. Bentuk dukungan ke eni dengan melakukan SMS saat tampil di KDI.(ls/red)

Kopi Begog Van De Kub, Tempat Kongkow Asyik Khas Lumajangan

Lumajang(lumajangsatu.com) - Mau cari cangkrukan dengan menu minuman dan makanan khas Lumajang. SOlusinya ada di "Kopi Begog Van De Kub" yang menyediakan makanan khas Lumajang seperti Kare Ontong, Susu Etsen (Etawa Senduro), Pisang Agung Goreng, Ketan Durian Senduro dan lainya. Suasana yang dihadirkan cukup tenang serasa berada di Lumajang tempo dulu. Para pengunjung bila menikmati makanan dan minuman berada di meja kursi kuno. "Asyik mas, kalau kongkow rama-rema aman teman-teman," ujar Anwar, salah seorang pengunjung. Para pengunjung biasanya menikmati kopi Begog yang bisa dinikmati 3-5 orang dengan harga Rp. 8 ribu. Selain itu, olah pisang agung baik digoreng dan dikukus juga bisa dinikmati rame-rame. "Asyik mas, apalagi bareng kekasih," ujar Millah. Kenapa Kopi Begog Van de Kub di Jl. MT Hariyono selatan Kantor Satpol PP, jadi pilihan untuk tempat cangkru'an khas Lumajang. Selain aksesoris warungnya khas Lumajang kuno, menunya juga Lumajang abis.(ls/red)