Ekonomi

Bisnis Lumajang

Cafe "Reneo Boss" Tempeh Miliki Konsep Taman Terbuka Hijau

Tempeh (lumajangsatu.com) - Makan di kafe buat beberapa orang bisa jadi kurang pas, terutama kalau sedang lapar. Penginnya makan hidangan yang enak dan mengenyangkan.Tapi, kalau kafe yang ada di Tempeh sepertinya tidak akan menemukan permasalahan tersebut. Yang ada, disuguhi berbagai pilihan menu menggiurkan dan juga memuaskan.Nuansa kafe berkonsep taman terbuka ini juga cocok buat yang datang bersama keluarga kecil dan anak-anak. Karena bisa bersantai sekaligus bermain di ruang terbuka yang tersedia.

Jenis Kerang Hidup di Pantai Selatan

Lezatnya Karangan Sampir Khas Pantai Selatan Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Pantai Selatan Lumajang memiliki kekayaan bawah laut yang sangat melimpah. Disaping lobster dan ikan, ada juga jenis kerang yang biasa disebut dengan Karangan Sampir oleh warga yang berada di pesisir pantai di Kecamatan Pasirian.Karangan Sampir akan muncul saat musim kemarau panjang dan akan musnah (mati) saat turun hujan dan terjadi banjir. Karangan Sampir biasanya dimasak dijadikan kuah dan petis yang memiliki rasa yang khas dan tidak ditemukan di daerah lain kecuali di Lumajang.karangan-sampir"Saat ini Karangan Sampir belum musim mas. Masih kecil-kecil, jika tidak ada hujan mungkin dua bulan lagi sudah panen Karangan," ujar Hariyadi,  salah seorang warga Selok Awar-awar, Selasa (28/08/2018).

Lumajang Daerah Subur Pertanian

Kedungsungku, Bendungan Peninggalan Belanda Airi Ribuan Hektar Sawah di Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Kabupaten Lumajang memang daerah agraris dibawah kaki gunung Semeru dengan ribuan hektar lahan pertanian dengan ketersediaan air yang melimpah. Salah satunya adalah Dam Kedungsungku di Desa Banjarwaru Kecamatan Lumajang, dimana sumber airnya berasal dari Sumber Air Curahmenjangan.R. Hadi Prayitno, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPU-TR) menyatakan, bendungan Kedungsungku berada dibawah pengelolaan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur Unit Pelaksana Teknis Pengealolaan Sumberdaya Air di Lumajang. Bendungan itu mengairi kurang lebih 1.867 hektar lahan perswahan di Kecamatan Lumajang dan sekitarnya.kedungsungku"Karena diatas 1.000 hektar lahan pertanian yang diairi dari bendungan ini, maka pengelolaannya dibawah pemerintah Provinsi Jatim," ujar Hadi, Senin (27/08/2018).Bendungan yang melayani 1.000 hektar persawahan ditangani oleh Provinsi, sedangkan dibawah 1.000 hektar pengelolaannya oleh Kabupaten. Semua dam yang ada di Lumajang, rata-rata melayani 1.000 hektar lebih lahan persawahan, namun petugas juru air dari Kabupaten Lumajang."Sudah ada pembagiannnya, diatas 1.000 hektar ditangani oleh Provinsi sedangkan dibawah 1.000 hektar ditangani oleh Kabupaten," jelasnya.kedungsungku-okeLumajang memiliki banyak bendungan peninggalan Belanda yang menangani diatas 1.000 hektar lahan persawahan dengan kondisi yang masih baik. Pemerintah Prvinsi juga secara rutin melakukan pemeliharaan agar pasokan air ke sawah-sawah petani tidak terganggu, meski musim penghujan atau kemarau."Bendungan di Lumajang rata-rata peninggalan Belanda dan kondisinya masih baik. Pemerintah Provinsi Jawa Timur setiap tahun selalu menganggarkan pemeliharaan untuk memastikan bendungan-bendungan tersebut tetap berfungsi baik mengaliri lahan persawahan," pungkasnya.(Yd/red)

Bantu Promosi dan Penjualan

Gandeng Gemapalu, FH-UI Dampingi UMKM Kopi Senduro

Lumajang (lumajangsatu.com) - Fakulkas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) melakukan kerjasama dengan Gemapalu dalam mendampingi UMKM kopi. FHUI fokus untuk melakukan pembinaan kepada UMKM dibawah binaan Gemapalu yang bergerak di pengelohan kopi Senduro."Ini adalah bagian dari pengabdian UI kepada Indonesia. Kita dari FHUI salah satunya memilih di Lumajang untuk melakukan pendampingan kepada UMKM di Gemapalu Senduro," ujar Heru Susetyo, SH. LL.M. M. Si, Ph.D, Asisten Profesor Manager of Research and Publication, Selasa (07/08/2018).fhui dan gemapaluKopi Senduro dan Lumajang memiliki kualitas dan cita rasa yang baik dan tidak kalah dengan daerah lain penghasil kopi. Persoalan pengusaha atau produsen biasanya bukan pada kualitasnya, namun pada pasar dan promosinya.FHUI berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI dalam mengembangkan promosi dan merk kopi asli Senduro. FHUI juga akan melakukan pelatihan kepada para produsen dan UMKM kopi Senduro untuk melakukan transfer tekhnologi, transfer informasi dan transfer ilmu pengetahuan."Kita akan mengajak entrepreneur kopi sekitar jabodetabek untuk melakukan pelatihan guna melakukan transfer tekhnolgi, transfer informasi dan transfer ilmu pengetahuan," jelasnya.FHUI juga akan melakukan pendampingan untuk pengurusan Hak Kekayaan Itelektual (HAKI) merk kopi Senduro. Namun, yang menjadi masalah, kopi Senduro masih belum memiliki merek yang paten."Kita juga akan bantu mendampingi dalam pengurusan HAKI merk kopi Senduro. Jika kopi Senduro sudah memiliki merk paten," pungkasnya.(Yd/red)

Melimpah, Harga Kelapa Asli Ranuyoso Anjlok

Lumajang (lumajangsatu.com) - Sejak lima bulan terkahir, harga kelapa Ranuyoso anjlok. Pasalnya, harga kelapa super yang biasanya 4-5 ribu, saat ini hanya 2 ribu saja. Sedangkan harga kepala biasa, hanya dibawah Rp. 1.500.000 saja.Rohkmad, salah seorang petani yang biasa menjual kelapa ke pasar tumpah Ranuyoso mengaku harga ini sangat merugikan warga. Banyak petani yang akhirnya membawa pulang kelapa yang dijual ke pasar, karena harganya sangat murah."Harga kelapa yang super paling mahal hanya Rp. 2.500.000, padahal jika harganya normal sampai 5 ribu rupiah," jelas Rokhmad, Kamis (24/05/2018).Murahanya harga kelapa Ranuyoso ditengarai karena banyaknya kepala asal luar daerah yang juga dijual di Lumajang. Alhasil, kelapa dari luar daerah itu membuat harga kelapa asli Lumajang menjadi anjlok dan rusak."Kalau pembelinya atau pedagangnya banyak mas, tapi kelapa di Ranyoso melimpah dan ditengarai karena banyak kelapa dari luar daerah seperti Banyuwangi juga dijual di pasar Ranuyoso," terangnya.Para petani berharap ada penanganan oleh pemerintah, karena harga itu sangat murah sekali. "Kita berharap ada campur tangan pemerintah, agar harga kelapa Ranuyoso bisa kembali normal," pungkasnya.(Yd/red)

Melihat Home Industri Pembuatan Sosis di Kedungjajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Di jaman yang serba canggih dan semua menggunakan mesin, Pembuatan sosis di Lumajang masih tetap mempertahankan tanaga kerja manusia. Meskipun hampir 90 persen pengusaha sosis diluar sudah banyak menggunakan mesin. Home industri milik Pak Ahmad Wahyudi di Desa Curah Petung Kecamatan Kedungjajang, masih tetap mempertahankan tenaga manusi. Dismaping memberi lapangan pekerjaan, hasil tangan manusia tidak sama dengan mesin.Meski saat ini teknologi sudah semakin berkembang, namun peran manusia di Home Industri ini belum bisa sepenuhnya digantikan oleh Mesin. Peran manusia masih sangat penting meski sudah ada bantuan tenaga Mesin yang cukup banyak.“Kami tidak dapat menemukan apapun untuk menggantikan, sentuhan manusia seperti pendengaran dan mencium bau tidak bisa digantikan mesin,” ungkap Ahmad Wahyudi, Kamis (17/05/2018).Di home industri pembuatan sosis yang dikelolanya, ada puluhan orang pekerja. Dan kebanyakan para pekerjanya berasal dari tetangganya sendiri."Selain kami membuka usaha sosis ini, Kami juga membuka lapangan pekerjaan untuk mensejahterakan warga sekitar sini, dikarnakan kebanyakan masyarakat sini orang tua yang sudah menjanda, kami tidak takut untuk gulung tikar, meskipun banyak pesaing yg menggunakan mesin sebagai alat bantu proses pembuatan sosis," pungkasnya.(In/red)