Ekonomi

Sekda Lumajang Resmikan Kancapem Bank BTN

Lumajang (lumajangsatu.com) - Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Drs. Gawat Sudarmanto meresmikan Kantor Cabang Pembantu Lumajang Bank BTN, di Jln. Panglima Sudirman Lumajang,(16/01). Sekda menyampaikan bahwa dengan dibukanya Kantor Cabang Pembantu (Kancapem) Bank BTN di Lumajang merupakan wujud keberhasilan dan kebanggaan, khususnya bagi warga Lumajang.

Sinergi Pertamina dan PTPN XI, Salurkan Dana Kemitraan Bagi 3.400 Petani Tebu PG Jatiroto

Lumajang (lumajangsatu.com) - PT Pertamina (Persero) menyalurkan dana program kemitraan sebesar Rp 100 Milyar kepada 3.400 orang mitra petani tebu binaan PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI). Penyaluran pinjaman dana kemitraan ini secara simbolis diserahkan oleh VP CSR dan SMEPP PT Pertamina (Persero), Agus Mashud bersama Area Manager CSR dan SMEPP JatimBalinus, Binu Bowo Ispramito kepada Direktur Komersial PTPN XI Flora Pudji Lestari bersama perwakilan kelompok tani tebu di PG Jatiroto, Rabu (11/10/2017). "Melalui kerjasama sinergi penyaluran dana Program Kemitraan BUMN pembina ini diharapkan dapat meningkatkan optimalisasi pelaksanaan Kemitraan BUMN dan meningkatkan pendapatan petani tebu rakyat dan masyarakat sekitarnya, karena budidaya penanaman tebu merupakan usaha yang mempuyai kaitan agribisnis yang cukup panjang sejak dari penyediaan bibit, sarana produksi, usaha budidaya sampai panen,” ujar Agus Mashud.Agus menjelaskan, kerjasama sinergi pada Masa Tanam 2017/2018 akan berlangsung selama 14 Bulan, dari proses tanam dan garap sampai dengan Proses TMA (Tebang, Muat dan Angkut), hingga proses pemotongan hasil panen oleh PTPN XI terhadap Petani Gula sebagai bagian dari proses collecting untuk pengembalian pinjaman Program Kemitraan terhadap Pertamina."Penyaluran akan dilakukan selama 4 tahap, direncakan dalam tahap awal akan disalurkan sebesar 10 Milyar, tahap kedua 40 Milyar, tahap ketiga 30 Milyar dan tahap keempat 20 Milyar sehingga total sebesar 100 Milyar diharapkan selesai di akhir bulan Desember 2017 dan penyaluran dana program kemitraan tersebut dapat maksimal diserap oleh Petani Tebu, sesuai dengan musim hujan sehingga bisa memaksimalkan periode tanam dan garap," tutur Agus.Direktur Komersial PTPN XI Flora Pudji Lestari menjelaskan, sejak dihapuskannya KKP-E (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi) penyaluran pinjaman dana kemitraan Pertamina sebagai BUMN Pembina kepada PTPN XI sebagai BUMN Penyalur menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan produktivitas tanaman tebu dan pendapatan petani tebu rakyat yang dapat menghindarkan mereka dari para rentenir."Program kemitraan ini juga menjadi wujud kepedulian Pertamina dan PTPN XI sebagai BUMN untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani tebu rakyat dan masyarakat sekitarnya serta dalam mendorong percepatan tercapainya program swasembada gula nasional yang dicanangkan Pemerintah," ujarnya. Sebelumnya, di tahun 2016 program kemitraan serupa juga telah berhasil disalurkan Pertamina kepada petani tebu di wilayah kerja PTPN X sebesar Rp 69 Milyar pada periode masa tanam.(Yd/red)

Warga dan DPRD Apresiasi Pengaturan Jam Operasional Angkutan Tambang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Pengaturan jam operasional truck angkutan tambang oleh polisi diapresiasi oleh masyarakat. Abdul Hayyi, warga Labruk Kidul mengaku senang jika pengaturan angkutan tambang dilakukan karna akan memperlancar arus lalulintas dari Pasirian-Lumajang."Kami sangat menyambut baik mas, kami ucapkan terima kasih kepada pak kapolres karena aspirasi kami yang ingin jalan lancar didengarkan," ujar Hayyi, Kamis (20/07/2017).Selama ini, saat pagi dan sore hari jalur Pasirian-Tempeh-Sumbersuko-Lumajang sangat padat. Jika truck tambang diatur operasionalnya, maka jalur tersebut akan lebih lancar dan angka kecelakaan akan semakin minim."Kalau diatur jalur lalulintas akan lebih lancar dan angka kecelakaan akan lebih sedikit," jelasnya.Komisi A DPRD Lumajang juga mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Polres Lumajang. Jika ditata jam berangkat truck tambang, maka kemacetan jalur Lumajang-Probolinggo mungkin bisa diatasi."Kami apresiasi, karena jalur Lumajang-Probolinggo jalur padat dan rawan macet. Pengaturan memang sudah sangat perlu," ujar Hj. Nur Hidayati M.Si, ketua Komisi A DPRD Lumajang.Ditanya soal pengaturan yang dilegalkan dengan Peraturan Daerah (Perda) atau Peraturan Bupati (Perbup) hal itu masih perlu kajian. Untuk sementara, cukup dengan kesepakatan bersama antara polisi dan pengusaha angkutan tambang."Kalau hasilnya bagus, bisa mengatasi kemacetan dan kelancaran lalulintas, maka bisa dituangkan dalam bentuk Perda atau Perbup," pungkasnya.Dari hasil kesepakatan, angkutan tambang bisa beroperasi antara jam 09.00-13.00 wib dan jam 19.00-03.00 wib. Sedangkan waktu pagi dan sore angkutan tambang diminta untuk menepi dan tidak beroperasi.(Yd/red)

Harga Garam Mahal dan Langka Mulai Berimbas Pada Industri Kulit

Lumajang (lumajangsatu.com) - Mahalnya harga garam saat ini mulai berimbas pada sektor industri. Tak hanya mahal, garam untuk industri juga mulai langka dan amat menghawatirkan bagi pengusaha kulit yang bergantung pada garam untuk pengawetan kulit."Sangat berdampak sekali dengan harga garam mahal ini. Bahkan saat ini barangnya juga langka sekali," ujar H. Thoriq pengusaha kulit Lumajang, Jum'at (14/07/2017).Kebutuhan garam di gudang kulit Nogosari Leather beserta dengan pengepulnya selama 1 bulan antara 50-60 ton. Saat ini, untuk garam yang dibuat untuk produksi stoknya tinggal cukup satu minggu kedepan.Jika selama satu minggu tidak ada garam untuk pengawetan, maka setoran dari pengepul untuk sementara akan ditolak. Tanpa pengawetan garam, maka kulit sapi dan domba tidak boleh lebih 8 jam, namun jika dengan garam bisa bertahan 1 bulan."Kulit itu tidak boleh 8 jam karena akan rusak dan tidak bisa dimanfaatkan untuk apapun. Jika diawetkan dengan garam maka bisa bertahan hingga satu bulan," papar pria yang juga Ketua Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APKI) Jawa Timur itu.sebelumnya bulan Februari 2017, harga garam berkisar Rp.800-1.000. Namun, saat ini harganya sudah tembus Rp.4.000-6.000. Naiknya harga garam tentunya berimbas pada ongkos produksi yang harus dikelurkan oleh pengusaha."Kita akan rugi banyak jika garam tidak ada, sebab banyak bahan baku yang sudah masuk gudang akan rusak," pungkasnya.(Yd/red)

Lumajang Amat Kaya, Bupati Petik Kopi Robusta Lereng Semeru

Lumajang (lumajangsatu.com) - Tak hanya memiliki teh yan enak dan berkualitas ekspor, Lumajang juga memiliki kopi yang bagus diketinggian lereng semeru. Bersama kelompok tani Mawar, Kecamatan Pasrujambe, As'at Malik Bupati Lumajang memetik kopi Lereng Semeru (Kolesem), Kamis (13/07/2017).

Harga Garam Selangit, Peternak Sapi di Lumajang Menjerit

Lumajang (lumajangsatu.com) - Para petani yang juga beternak sapi lokal mengeluh karena hraga garam naik lima kali lipat. Biasanya, para peternak menggunakan garam sebagai perangsang agar sapi banyak minum.Misbah, salah seorang peternak sapi warga Selok Anyar Kecamatan Pasirian mengaku sat ini harga garam ada yang 5-6 perkilo gramnya. Sebelumnya, harga garam hanya Rp. 1.000-1.100. Dari pengakuan para pedagang, garam harganya naik karena stok garam tidak ada."Sekarang harga garam naik mas, ada yang dijual 5 ribu, ada juga yang menjual sampai 6 ribu perkilogramnya," terang Misbah, Selasa (11/07/2017).Garam digunakan oleh peternak guna merangsang sapi agar minum banyak. Biasanya, jika sapinnya tidak besar, garam yang dicampurkan setengah kilogram, namun bila sapinya besar bisa mencapi 1 kilogram setiap hari untuk satu sapi."Dalam sehari kita beri minum tiga kali mas, jika sapinya tidak terlalu besar maka cukup setengah kilo saja, namun jika sapinya besar bisa menghabiskan 1 kilogram garam," paparnya.Dengan mahalnya harga garam, otomatis menambah pengeluaran para peternak dalam perawatan sapinya. Sedangkan harga sapi milik peternak tetap saja murah, meskipun harga daging di pasar sangat mahal."Untuk satu ekor sapi, satu bulan kita harus mengelurkan uang 90-180 ribu untuk beli garam. Jika ada kita ada empat ekor sapi maka sebelan kita butuh 720 ribu untuk beli garam," jelasnya.Jika tidak menggunakan garam, biasanya sapi minumnya tidak banyak, bahkan satu bak tidak habis. Jika menggunkan garam bisa habis 3-4 bak air sekali minum. Jika kurang minum, maka sapi petani tidak cepat besar.Petani diwilayah pesisir selatan Lumajang seperti Pandanwangi, Selok Anyar, Bago mencoba alternatif lain mencampur dengan air laut karena rasanya juga asin. Namun sapi tidak mau minum, karena air laut agak amis berbeda dengan air garam."Kita berharap ada tindakan dari pemerintah agar harga garam bisa stabil lagi ke harga seribu rupiah perkilonya," pungkasnya.(Yd/red)